Imunofluoresensi dan Biopsi Kulit


https://www.ilmukesehatan.com/keperawatanDermatologi merupakan keahlian yang orientasinya visual. Di samping mendapatkan riwayat pasien, pemeriksa melakukan inspeksi terhadap lesi primer dan sekunder, serta konfigurasi dan distribusi lesi. Prosedur diagnostik tertentu dapat pula digunakan untuk membantu mengenali kelainan kulit.

Biopsi Kulit

 

Biopsi kulit yang bertujuan untuk mendapatkan jaringan bagi pemeriksaan mikroskopik dilakukan lewat eksisi dengan skalpel atau penusukan dengan alat khusus (skin punch) yang akan mengambil sedikit bagian tengah jaringan.


Biopsi dilakukan terhadap nodul kulit yang asalnya tidak jelas untuk menyingkirkan kemungkinan malignitasan terhadap plak dengan bentuk serta warna yang tidak lazim; biopsi kulit juga dilakukan untuk memastikan diagnosis yang tepat pada pembentukan lepuh dan kelainan kulit lainnya.

BACA JUGA:  Asuhan Keperawatan Kaki Diabetik

Imunofluoresensi(IF).

Untuk mengidentifikasi lokasi suatu imun, pemeriksaan IF mengkombinasikan antigen atau antibodi dengan zat warna fluorokrom (antibodi dapat dibuat berpendar dengan mengikatkannya pada zat warna).

Tes IF pada kulit (direct IF test) merupakan teknik pemeriksaan untuk mendeteksi autoantibodi terhadap bagian-bagian kulit. Indirect IF test mendeteksi antibodi yang spesifik dalam serum pasien.

Pact Test

Pact Test, yang dilakukan untuk mengenali substansi yang menimbulkan alergi pada pasien, meliputi aplikasi alergen yang dicurigai pada kulit normal dibawah plaster khusus (occlusive patches).

Jika terjadi dermatitis, gejala kemerahan, tonjolan halus atau gatal-gatal dianggap sebagai reaksi positif lemah. Blister yang halus, papula  dan gatal-gatal yang hebat menunjukan  reaksi positif  sedang, sementara blister (bullae), nyeri serta ulserasi menunjukan reaksi positif kuat.

BACA JUGA:  Diagnosis dan Penatalaksanaan Skleroderma

Penjelasan yang diberikan pasien sebelum dan sesudah pelaksanaan pact test mencakup hal-hal berikut ini :

1. Jangan menggunakan obat jenis kortison selama 1 minggu sebelum pelaksanaan tes

2. Sampel masing-masing bahan tes dalam jumlah yang sedikit dibubuhkan pada plaster berbentuk cakram. Plaster tersebut kemudian ditempelkan pada daerah punggung pada bagian atas (kecuali terdapat kontraindikasi). Jumlah sampel tes yang ditempelkan bervariasi (20 hingga 30 buah)

3. Prosedur tes ini biasanya memerlukan waktu hingga 30 menit.

BACA JUGA:  Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan CKB

4. Pertahankan agar tes (punggung) agar tetap kering pada saat plaster tetap menempel di tempatnya. Mandi siram dan berenang tidak diperbolehkan.

5. Kembali pada tanggal yang sudah ditetapkan (2 hingga 3 hari) untuk melepas pleister dan kemudian lokasi tes diperiksa serta dievaluasi.