Produksi Vitamin D Kecepatan Kehilangan Suhu Tubuh


https://www.ilmukesehatan.com/keperawatanEvaporasi dari kulit akan membantu kehilangan panas lewat konduksi. Panas dihantarkan lewat kulit ke dalam molekul-molekul air pada permukaannya sehingga air tersebut mengisat. Air pada permukaan kulit dapat berasal dari perspirasi yang tidak terasa, keringat atau pun lingkungan.

Normalnya, Mekanisme atau Proses kehilangan panans seperti yang disebutkan dalam postingan sebelumnya akan digunakan semuanya.

 

Namun demikian, kalau suhu sekeliling sangat tinggi, maka radiasi dan konveksi tidak akan efektif sehingga evaporasi merupakan satu-satunya cara untuk menghilangkan panas.


Dalam kondisi yang normal, produk panas dari metabolisme akan diimbangi oleh kehilangan panas, dan suhu internal tubuh akan dipertahankan agar tetap konstan pada suhu kurang-lebih 37oc.

BACA JUGA:  Berjemur di Bawah Sinar Matahari Baik Untuk Kesehatan Otak

Kecepatan kehilangnya panas tergantung terutama pada suhu permukaan kulit yang ditentukan oleh aliran darah kulit. Dalam kondisi yang normal, jumlah total darah yang beredar lewat kulit kurang-lebih sebanyak 450 ml/menit, atau antara 10 dan 20 kali jumlah darah yang diperlukan untuk memberikan metabolik serta oksigen yang dibutuhkan (Scheuplein, 1991).

Aliran darah lewat pembuluh darah kulit ini terutama dikendalikan oleh sistem saraf simpatik. Peningkatan aliran darah ke dalam kulit akan menyebabkan lebih banyak pannas yang dialirkan ke kulit dan meningkatkan laku kehilangan panas dari tubuh.

BACA JUGA:  Masalah Kurang Tidur Dikaitkan Dengan Kesehatan

Di lain pihak, penirunan aliran darah kulit akan menurunkan suhu tubuh dan membantu menyimpan panas untuk tubuh. kalau suhu tubuh mulai menurun, seperti yang terjadi pada hawa dingin, pembuluh darah kulit akan mengalami kontriksi sehingga kehilangan panas dari tubuh berkurang.

Pengeluaran keringat merupakan proses lainnya yang digunakan tubuh untuk mengatur laju kehilangan panas. Pengeluaran keringat atau perspirasi tidak akan terjadi sebelum suhu internal tubuh melampaui 37oC tanpa tergantung pada suhu kulit (Scheuplein, 1991).

Pada hawa lingkungan yang sangat panas, laju produksi kerngat dapat setinggi 1 L/jam. Dalam keadaan tertentu, misalnya pada stres emosional, perspirasi dapat terjadi secara refleks dan tidak ada hubungannnya dengan keharusan untuk menghilangkan panas dari tubuh.

BACA JUGA:  Imunoterapi untuk Penangangan Alergi

Produksi Vitamin

Kulit yang terpajan sinar ultraviolet dapat mengubah substansi yang diperlukan untuk mensintesis vitamin D (kolekalsiferol). Vitamin D merupakan unsur esensial untuk mencegah penyakit riketsia, suatu keadaan yang terjadi akibat defisiensi vitamin D, kalsium serta fosfor dan yang menyebabkan deformitas tulang (Morton, 1993).