Hipersensitivitas Anafilaktik Mengakibatkan Penyakit Atopik


https://www.ilmukesehatan.com/keperawatanHipersensitifitas Anafilaktik (Tipe I)

Keadaan ini merupakan hipersensitivitas  anafilaktik seketika dengan reaksi yang dimulai dalam tempo beberapa menit sesudah terjadi kontak dengan antigen.

 

mediator kimia terus dilepaskan, reaksi lambat dapat berlangsung sampai selama 24 jam. Reaksi ini diantarai oleh antibody IgE (reagin) dan bukan oleh antibody IgG atau IgM.


Hipersensitivitas  tipe I memerlukan kontak sebelumnya dengan antigen yang spesifik sehingga terjadi produksi antibody IgE oleh sel-sel plasma.

BACA JUGA:  Petunjuk Umum Keperawatan Pasien Sensitif Alergi

Proses ini berlangsung dalam kelenjar limfe tempat sel-sel T helper membantu menggalakkan reaksi ini. Antibody IgE akan terikat dengan reseptor membrane pada sel-sel mast yang dijumpai dalam jaringan ikat dan basofil.

Pada saat terjadi kontak ulang, antigen akan terikat dengan antibody IgE di dekatnya dan pengikatan ini mengaktifkan reaksi seluler yang memicu proses degranulasi serta pelepasan mediator kimia (histamine, leukotrien dan ECF-A [eosinophil chemotactisc factor of anaphylaxis]).

Mediator kimia primer bertanggung jawab atas berbagai gejala pada hipersensitivitas  tipe I karena efeknya pada kulit, paru – paru dan traktus gastrointestinal.

BACA JUGA:  Gambaran Klinis Sifilis Laten

Gejala klinis ditentukan oleh jumlah allergen, jumlah mediator yang dilepas, sensitivitas tipe I dapat mencakup anafilaksis local dan sistemik.

Penyakit atopic

Respons hipersensivitas tipe I mengakibatkan penyakit atopic (alergi) yang mengenai 10% hingga 20% dari populasi penduduk di A.S. factor genetic memainkan peranan dalam kerentanan terhadap penyakit ini.

Gangguan yang ditandai oleh sifat atopic adalah anafilaksis, rinokonjungtifitas alergik, dermatitits atopic, urtikaria serta angioedema, alergi gastrointestinal dan asma.