Asuhan Keperawatan Diare Kronik dan Sindrom Pelisutan


https://www.ilmukesehatan.com/keperawatanPenatalaksanaan Diare Kronik

Meskipun banyak bentuk diare yang infeksius akan bereaksi terhadap pengobatan, namun infeksi tersebut tidak jarang terjadi kembali sehingga menjadi masalah kronik.

 

Terapi dengan oktreotid asetat (sandostatin), yaitu suatu analog sintetik somatostatin, ternyata efektif untuk mengatasi diare yang berat dan kronik. Konsentrasi reseptor somatostatin yang tinggi ditemukan dalam traktus gastrointestinal maupun jaringan lainnya.


Somatostatin akan menghambat banyak fungsi fisiologis yang mencakup motilitas gastrointestinal dan sekresi intestinal air serta elektrolit.

Penatalaksanaan Sindrom Pelisutan

Penata laksanaan sindrom pelisutan mencakup penanganan penyebab yang mendasari infeksi oportunis sistemik maupun gastrointestinal.

Malnutrisi sendiri akan memperbesar risiko infeksi dan dapat pula meningkatkan insidens infeksi oportunis. Terapi nutrisi harus disatukan dalam keseluruhan rencana penatalaksanaan dan harus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien; terapi nutrisi bisa dilakukan mulai dari diet oraldan pemberian makanan lewat sonde (terapi nutrisi enteral) hingga dukungan nutrisi parenteral jika diperlukan.

BACA JUGA:  Asuhan Keperawatan Pada Pasien Spondilitis Tuberculosa

Sebagaimana halnya dengan semua pasien, diaet seimbang merupakan terapi nutrisi yang esensial bagi penderita infeksi HIV. Jumlah kalori yang diperlukan harus dihitung bagi semua penderita AIDS dengan penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya; penghitungan jumlah kalori ini dilakukan untuk mengavaluasi status nutrisi pasien dan memulai terapi nutrisi yang tepat.

Tujuannya adalah untuk mempertahankan berat badan ideal pasien dan kalau perlu, menaikkan berat badannya. Pedoman berikut ini dapat dipakai untuk menghitung jumlah kalori dan asupan protein yang diperlukan.

  • Kalori: 35 hingga 44 kilokalori/kilogram berat badan/hari
  • Protein: 2 hingga 2,5 gram protein/kilogram berat badan/hari

Suplemen oral dapat diberikan untuk melengkapi diet yang kurang mengandung kalori dan protein. Idealnya, suplemen oral tersebut harus bebas laktosa (banyak pasien infeksi HIV yang menderita intoleransi laktosa), tinggi kalori dan protein yang mudah dicerna, rendah lemak dengan mengandung lemak yang mudah dicerna; selain itu, suplemen oral harus pula memiliki citarasa yang enak, tidak mahal dan dapat diterima pasien tanpa menimbulkan diare.

BACA JUGA:  Mengenal Tumor Karsinoid

Advera merupakan suplemen nutrisi yang dibuat khusus untuk penderita infeksi HIV dan penyakit AIDS. Nutrisi parenteral merupakan pilihan akhir karena biayanya yang tinggi dan risiko yang menyertainya, termsuk infeksi.

Penggunaan preparat stimulant selera makan memberikan hasil yang memuaskan pada psien-pasien anoreksia yang berhubungan dengan penyakit AIDS.

Megastrol asetat (megace), yaitu suatu preparat sintetik progesterone oral yang digunakan untuk pengobatan kanker payudara, akan mengalakkan kenaikan berat badan yang signifikan dan menghambat sintesis sitokin IL-1.

BACA JUGA:  Data Insidens Penderita Infeksi HIV dan AIDS

Preparat ini sudah digunakan pada penderita infeksi HIV; penggunaannya akan meningkatkan berat badan terutama dengan menaikkan simpanan lemak tubuh.

Dronabinol (marinol) merupakan preparat sintetik tetrahidrokanabinol (THC) yang merupakan unsure aktif dalam marijuana. Preparat ini dapat diberikan untuk mengurangi mual dan vomitus yang berkaitan dengan kemoterapi kanker.

Hasil-hasil pendahuluan memperlihatkan bahwa sesudah terapi marinol dimulai, hampir semua pasien infeksi HIV akan mengalami kenaikan berat badan yang cukup berarti. Efek preparat ini pada komposisi tubuh tidak diketahui.