Perkembangan Teknologi Medik, Industri Obat dan Peralatan Kesehatan


Pertumbuhan Industri obat perlu diperhatikan. Harga obat yang menjadi semakin mahal dapat menjadi ancaman bagi rumahakit karena masyarakat mungkin tidak mampu untuk membelinya.

Disamping itu lingkungan luar industri obat ini dapat membuat rumahsakit terjerumus pada hubungan yang tidak baik (kolusi) antara rumahsakit, dokter dan jaringan industri obat dalam konteks promosi penggunaan obat. Akibatnya biaya pengobatan rumahsakit menjadi meningkat.

 

Dalam jangka panjang keadaan ini dapat merugikan rumahsakit. Serupa dengan industri obat, terdapat kecenderungan semakin mahalnya peralatan kedokteran. Dalam hal pembelian alat dan fasilitas kesehatan, peluang mendapatkan insentif keuangan dari proses pengadaan sarana dapat menjadi pemicu in-efisiensi di kalangan birokrasi Departemen Kesehatan dan para manajer rumahsakit.

Pengamatan menunjukkan bahwa obat semakin banyak variasinya dan harga obat semakin mahal. Teknologi kedokteran semakin meningkat dan menghasilkan berbagai alat kedokteran yang canggih. Pasien semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Para perawat semakin mengembangkan diri.

Direksi rumahsakit menggunakan berbagai konsep manajemen baru. Para dokter semakin mengembangkan diri dengan berbagai pengetahuan dan ketrampilan. Akan tetapi semuanya berujung pada perubahan bahwa pelayanan kedokteran di rumahsakit menjadi semakin mahal. Bagaimana kita menafsirkan perubahan-perubahan ini?


Salahsatu konsep untuk menafsirkan berbagai hal tersebut adalah perubahan global. Dunia (global) merupakan tatanan yang sangat dinamis.

Sejarah tata dunia menunjukkan adanya pergolakan, perang antar negara, konflik antar ideologi, bangsa dan pemeluk agama. Dalam konteks perubahan tata ekonomi dunia yang mempengaruhi sektor rumahsakit, saat ini berkembang aliran yang disebut sebagai neo-liberalisme (Stiglitz 2002).

Faham neo-liberalisme ini berasal dari sebuah konsensus di Washington, Amerika Serikat, yang menekankan mengenai pentingnya stabilisasi. Liberalisasi perdagangan dan privatisasi.

BACA:  Migrain, Tanda Awal Kerusakan Otak?

Pandangan neo-liberalisme menganggap dunia sebagai pasar besar yang dapat dimanfaatkan oleh produsen secara efisien. Banerjee dan Linstead (2001) menyatakan bahwa globalisasi dapat menjadi jenis baru kolonialisme karena kekuatan modal negara maju akan menguasai negara sedang berkembang.

Penguasaan ini dilakukan dengan melalui ketergantungan pada barang dengan cara meningkatkan konsumsi melalui berbagai promosi gaya hidup melalui iklan. Secara populer hal ini disebut sebagai konsumerisme dimana manusia adalah pasar yang harus dipengaruhi untuk membeli sesuatu.

Globalisasi dapat berakibat buruk atau baik, tergantung kesiapan negara. Namun ada catatan bahwa globalisasi saat ini justru menguntungkan negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Beberapa negara di Afrika mengalami kemunduran ekonomi karena adanya perjanjian perdagangan bebas (Stiglitz 2002).

Akibat faham globalisasi ini membawa penduduk dunia yang masuk dalam World Trade Organization menjadi pasar besar, dimana penduduk Sleman di Yogyakarta bisa membeli BMW yang dibuat di Jerman, atau penduduk Brookline di Massachussets bisa membeli panci buatan Maspion Surabaya.

Obat tradisional Cina dapat dibeli di London, sementara para laki-laki di Singapura dapat membeli Viagra. Dalam konteks perdagangan global ini penjual berbagai barang dan jasa berteknologi tinggi dikuasai oleh negara maju yang bebas menjual ke seluruh negara.

Sektor kesehatan merupakan contoh nyata ketergantungan ini. Hampir seluruh teknologi obat dan peralatan kedokteran merupakan produk negara maju yang dikonsumsi pula oleh negara sedang berkembang dengan harga setempat yang sangat tinggi.

BACA:  Surat Cinta Buat Kekasih

Perubahan global membikin sebuah negara menjadi semakin sulit untuk melakukan isolasi dari perubahan dunia. Disamping itu semakin sulit menemukan manusia yang tidak terpengaruh budaya global. Sebagai contoh, cara hidup manusia Indonesia semakin terpengaruh oleh kebudayaan luar.

Berbagai simbol sukses masyarakat maju masuk ke Indonesia menggantikan simbol-simbol tradisional. Mobil mewah seperti BMW dan Mercedes Benz dapat menjadi simbol sukses seorang profesional, misalnya pengacara, dokter atau dosen perguruan tinggi di negara sedang berkembang.

McDonald merupakan simbol dari modernisasi pola makan di luar untuk anak-anak dan remaja Indonesia menggantikan makanan tradisional. Aqua menggantikan peran PD Air Minum di Indonesia sebagai simbol untuk keluarga modern yang memperhatikan rasa dan aspek kesehatan. Menghadiri pertemuan American Psychiatrist Association di Amerika Serikat menjadi salah satu kegiatan prestisius psikiater dari negara sedang berkembang. Pendidikan anak di luar negeri merupakan simbol sukses orang tua.

Semua produk industri global tersebut membutuhkan biaya yang besar untuk memperolehnya. Dari mana sumber biayanya? Di sektor kesehatan yang bertumpu pada pembayaran langsung, sumber biaya tentunya berasal dari pasien, atau dari industri obat dan teknologi kedokteran yang pada akhirnya membebankan pada pasien.

Seorang psikater dari RRC yang menghadiri kongres American Psychiatrists Association di Philladephia pada tahun 2002 mengakui bahwa biaya perjalanannya dibiayai dari pabrik obat.

Berbagai teknologi medik dan konsep-konsep baru berkembang, tumbuh, dan menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru dunia yang dipacu penggunaan Internet. Isu mengenai efisiensi, produktifitas, pengembangan mutu, pemerataan pelayanan merupakan kata-kata kunci dunia yang mengenai pula sektor rumahsakit.

BACA:  Analisis Biaya Pelayanan Rumah Sakit

Sistem manajemen rumahsakit di Indonesia juga terpengaruh oleh kata-kata kunci ini. Berbagai kegiatan dilakukan untuk mengembangkan sistem manajemen di rumahsakit dengan konsep-konsep yang dipakai secara universal diberbagai belahan bumi.

Sistem akreditasi rumahsakit diberlakukan di Indonesia, pengembangan ilmu kedokteran banyak bertumpu pada teknologi global, dan sistem manajemen rumahsakit mengadopsi konsep-konsep global.

Pengaruh gaya hidup global ini menyebabkan sebagian profesional di negara berkembang, termasuk manajer rumahsakit, dokter dan perawat, menjadi kelompok manusia dalam tatanan sosial di masyarakat yang meluncur pada “jalur cepat selaras dengan globalisasi”. Di kalangan sumber daya rumahsakit, pola hidup global ini membutuhkan sumber pembiayaan kuat dengan ukuran dollar karena mengkonsumsi produk internasional.

Kebutuhan ini menimbulkan masalah. Seperti diketahui pendapatan profesional Indonesia dengan gaya hidup global menggunakan ukuran mata uang rupiah yang kecil kekuatannya. Sementara itu ada berbagai pajak untuk barang mewah impor yang dikonsumsi profesional Indonesia.

Sebagai gambaran, harga mobil Honda Civic di Amerika Serikat adalah sekitar 10.000 US$, sedangkan di Indonesia sekitar 25.000 US$ (l.k Rp 220 juta rupiah). Harga mobil Civic di Amerika Serikat setara dengan 1 bulan gaji profesional menengah, sementara untuk Indonesia merupakan 150 bulan gaji dokter PNS berpangkat III d.

Dapat dibayangkan untuk memenuhi standar hidup global dalam kepemilikan mobil, para profesional yang berada pada jalur global di negara sedang berkembang (termasuk di Indonesia) harus bekerja sangat keras untuk mendapat tambahan pendapatan di luar gaji resminya.