Sewindu Reformasi; Kita Harus Berbuat!


Mari menegaskan 20 Mei 2006 sebagai Hari Kebangkitan Pembangunan Kesehatan Nasional”

Demikian isi pesan singkat yang saya kirimkan ke nomor ponsel rekan-rekan yang selama ini dikenal concern di advokasi pembangunan kesehatan. Tidak kurang message reply yang justru kembali menanyakan mengapa ada hari seperti itu.

 

Saya bilang, ini cuma momentum. Tentang agenda dan wacana yang akan kita kembangkan, itu sepenuhnya tergantung kita. Pun, bahkan, terhadap nasib kita, bukankah Tuhan telah memberikan kemerdekaan sepenuhnya untuk merubahnya jika memang perlu diubah?

Nah, dalam konteks itu, mengapa kita sesungguhnya, tidak lagi dilayakkan untuk diam berpangku tangan saat ini. Genderang reformasi sejak dilantunkan sewindu sebelumnya jangan sampai kini tinggal sayup terdengar, lantas beberapa saat lagi menjadi hilang sama sekali dari labyrynth pendengaran kita.


BACA:  OPINI: Islam dan Spirit Kenabian dalam Konteks Pluralisme Agama

Menurut saya, kelemahan sebagian besar perjuangan kita adalah pada ketidakmampuan kita mengelola momentum yang ada atau sama sekali tidak berdaya menciptakan momentum untuk melakukan perubahan.

Mengagungkan sejarah bukan berarti hanya mengagumi perisitiwa demi peristiwa yang terslot secara dramatikal beserta kisah tragis kemanusiaan di dalamnya, melainkan juga mesti dimaknai sebagai upaya kontemplatif dalam pencarian spirit dan energi positif baru agar perjuangan senantiasa maujud.

Sewindu reformasi meniscayakan kita kembali kepada upaya retrospektif melihat titik-titik kelemahan perjuangan hari ini untuk penyempurnaannya ke depan. Hanya saja, saat ini, kita tak lagi memiliki banyak waktu.

BACA:  Mungkin Kamu Benar, Sahabatku!

Jangan berharap buta kepada orang lain, bergantunglah pada kemampuan individu masing-masing, kerahkan secara kreatif untuk memperbaiki kehidupan saat ini. Bukan narsis, tetapi sebagai upaya adaptasi politis di negara yang serba awut-awutan.

Jadikan agenda reformasi sebagai memory yang tak boleh lekang di ingatan kemanusiaan kita, sehingga hari-hari depan kita tidak dirampas oleh distosia sejarah atau amnesia sosial akibat impunitas. Jika tidak, kita perlahan, akan menemui kegagalan.

Sewindu Reformasi, Semoga Kita Tetap Konsisten.