Klasifikasi Okupasi


Okupasi adalah kagiatan, aktifitas atau pekerjaan. Aktivitas okupasi adalah kegiatan fungsional, setiap kegiatan yang melibatkan sumber daya yang terbentuk oleh skill I keterampilan yang dimiliki seseorang.
Skill I keterampilan adalah suatu perilaku yang dipelajari, yang dilakukan guna menyelesaikan suatu/sebagian dari suatu kegiatan okupasional (fungsional). Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk memfungsikan skill dalam tingkat yang sesuai dengan kebutuhan dalam mencapai kesehatan fisik, psikis maupun sosial. Dengan demikian OT adalah mencakup segala tindakan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan okupasi dari individu serta sumber daya yang dimilikinya.
Klasifikasi okupasi dapat dibagi menjadi 3 yang pokok. Yang ketiganya hanya dapat terlaksana oleh karena adanya 5 komponen skill (keterampilan) yaitu skill motorik, sensorik, kognitif, skill intra personal (psikologis), dan skill interpersonal (sosial).
Klasifikasi okupasi :
1. Kegiatan pameliharaan diri
Yaitu suatu tindakan yang dikerjakan individu secara rutin, untuk memelihara kesehatan dan kesejahteraan dalam lingkungannya, misalnya minum, makan berpakaian, mandi dan lain-lain.
2. Kegiatan produktif
Yaitu suatu kegiatan/tugas yang dikerjakan yang memungkinkan seseorang dapat menghidupi dirinya, keluarganya dan orang lain dengan cara menghasilkan barang atau jasa untuk menunjang kesehatan maupun kesejahteraan, misalnya bertani, pertukangan, buruh, sekretaris, pekerjaan rumah tangga dan lain-lain.
3. Kegiatan mengisi waktu luang
Adalah suatu kegiatan yang di kerjakan untuk tujuan mendapatkan kesenangan, kepuasan atau pembauran selingan, di mana kegiatan tersebut dapat membantu individu mencapai kesehatan maupun kesejahteraannya, misalnya bermain, mengembangkan kesenangan (hobby), berolahraga (bukan professional)dan lain-lain.
Individu dalam melaksanakan kegiatan seperti tersebut di tas dengan baik harus mempunyai kemampuan (potensi) fungsional yang cukup pula sesuai dengan kebutuhan, tergantung dengan apa kegiatan tersebut dan seberapa tingkat kegiatan tersebut harus di laksanakannya.

BACA JUGA:  Faktor Penting dalam Penyusunan Program Pelaksanaan Latihan