Sistem Extrapiramidalis


Susunan Extrapiramidalis terdiri atas beberapa komponen yaitu corpus striatum, globus pallidus, inti-inti talamikus, nuclei subtalamikus, substansia nigra, formatio retikularis batang otak, cerebellum dan corteks motorik area 4, 6 dan 8.

Sistem Extrapyramidal


Komponen-komponen tersebut dihubungkan satu sama lain oleh axon dari masing-masing komponen tersebut. Dengan demikian terdapat beberapa lintasan yang melingkari komponen-konponen tersebut, yang dikenal dengan sirkuit.

Oleh karena corpus striatum merupakan penerima tunggal dari serabut-serabut segenap neokorteks, maka lintasan tersebut dinamakan sirkuit striatal.

Secara sederhana, lintasan sirkuit tersebut dapat dibedakan dalam sirkuit striatal utama (prinsipal) dan 3 (tiga) sirkuit penunjang (asesorik) yaitu sirkuit striatal asesorik I, sirkuit striatal asesorik II dan sirkuit striatal asesorik III.

Sirkuit striatal utama (prinsipal) adalah hubungan antara corteks cerebri – corpus striatum – globus pallidus – thalamus – corteks cerebri.

Dengan demikian, informasi yang tiba diseluruh neokorteks dikirim ke corpus striatum, globus pallidus dan thalamus, untuk diproses lalu dimasukkan kembali ke corteks motorik dan premotorik sebagai informasi umpan balik (feedback).

BACA JUGA:  Kortek Cerebri

Bagian lintasan extrapiramidal yang mencakup sirkuit-sirkuit striatal tersebut diatas menerima masukan dari lintasan yang berasal dari formatio retikularis batang otak dan cerebellum (nucleus dentatus).

Lintasan yang berasal dari kedua kawasan tersebut merupakan sistem input dari sirkuit striatal. Impuls yang telah diolah oleh sirkuit striatal disampaikan kepada corteks motorik dan premotorik di lobus frontalis (area 4 dan area 6).

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa serabut-serabut efferent dari daerah kortikal (corteks) itu merupakan penyalur utama terhadap pesan-pesan yang berasal dari komponen-komponen susunan extrapiramidalis berikut pesan dari nucleus dentatus (cerebellum) dan formatio retikularis batang otak.

Oleh karena itu, traktus kortikorubral, kortikoretikularis, kortikotalamik dan kortikosubtalamik, yang semuanya berasal dari corteks tempat sirkuit striatal berproyeksi merupakan sistem “output” sirkuit striatal.

Semua impuls yang disalurkan melalui sistem output tersebut disampaikan kepada a motoneuron dan g motoneuron di trunkus cerebri dan medulla spinalis melalui traktus rubrospinalis, traktus retikulospinalis, traktus tektospinalis dan traktus vestibulospinalis.

Di tingkat cornu anterior medulla spinalis, terdapat lintasan yang dikenal sebagai gamma loop. Melalui gamma loop ini, sistem output sirkuit striatal mengatur tonus otot sesuai dengan pola gerakan volunter.

BACA JUGA:  Dasar Biomekanik dari Bagian Tulang Belakang

Lower motor neuron (LMN) adalah neuron-neuron yang menyalurkan impuls motorik ke bagian perjalanan terakhir pada sel otot skeletal. Oleh karena itu, LMN dengan axonnya dinamakan oleh Sherrington “Final Common Path” impuls motorik.

Ada 2 jenis LMN yaitu a motoneuron yang berukuran besar dan menjulurkan axonnya yang tebal (12-20 m) ke serabut otot extrafusal, dan g motoneuron yang berukuran kecil, axonnya halus (2-8 m) dan mensarafi serabut otot intrafusal.

Melalui kedua jenis motoneuron tersebut, impuls motorik dapat mengemudikan keseimbangan tonus otot yang diperlukan untuk mewujudkan setiap gerakan tangkas.

Kedua jenis motoneuron tersebut membentuk sirkuit gamma loop yang berhubungan dengan sistem piramidalis dan extrapiramidalis.

Sirkuit gamma loop adalah hubungan neuronal yang melingkari afferen muscle spindle (terdiri dari nuclear bag fibres dan nuclear chain fibres), radiks dorsalis medulla spinalis, PHC medulla spinalis, AHC dan radiks ventralis medulla spinalis, g motoneuron dan a motoneuron.

BACA JUGA:  Fisiologi Biomekanik Sistem Skeletal

Tiap motoneuron menjulurkan hanya satu axon tetapi pada ujungnya menjadi bercabang-cabang, dimana setiap cabang mensarafi satu serabut otot. Sebuah motoneuron yang mempersarafi sejumlah serabut otot merupakan satu kesatuan motorik yang disebut dengan “motor unit”.

Reseptor adalah organ sensorik yang menerima informasi dari dunia luar. Reseptor terdiri atas exteroreceptor, enteroreceptor, dan proprioceptor. Sedangkan reseptor yang terlibat langsung dengan aktivitas otot adalah proprioceptor dan exteroreceptor.

Proprioceptor mencakup receptor labyrinthine pada telinga (orientasi kepala), receptor sendi (arah gerakan sendi, posisi sendi dan lain-lain), serta receptor muscle spindle otot dan golgi tendon organ (mencatat perubahan panjang otot skeletal dan lain-lain).

Exteroreceptor mencakup receptor kulit (mencatat adanya stimulus sentuhan, tekanan, panas, dingin, nyeri), receptor mata, telinga dan hidung (kadang-kadang dinamakan teloreceptor).

Sedangkan sistem saraf pusat yang terlibat didalamnya adalah lobus parietalis corteks cerebri (area somatosensorik), lobus oksipitalis (area visual), lobus temporalis (area auditorik).