Wanita Jangkung Lebih Berisiko Kena Kanker Indung Telur


Wanita Jangkung Lebih Berisiko Kena Kanker Indung TelurMenjadi orang yang tinggi atau jangkung memiliki banyak keuntungan. Selain mencolok, orang yang jangkung dianggap lebih superior dan kuat. Sayangnya bagi wanita, punya postur tubuh yang jangkung justru bisa berisiko kena kanker ovarium.

Sebuah kelompok riset internasional mengkaji data dari 47 penelitian yang dilakukan di 14 negara yang melibatkan lebih dari 25.000 orang wanita penderita kanker ovarium. Para peneliti kemudian membandingkannya dengan 81.000 orang wanita sehat.

 

Peneliti menemukan bahwa tinggi badan wanita berkaitan dengan peningkatan kemungkinan kanker ovarium secara signifikan. Wanita yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) lebih besar juga ditemukan memiliki risiko kanker indung telur yang lebih tinggi.


BACA JUGA:  Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Nefrotik Syndrom

Para peneliti menemukan bahwa hubungan antara tinggi dan berat badan terhadap risiko kanker ovarium tetap ada bahkan setelah memperhitungkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi risiko kanker ovarium seperti usia, usia saat menstruasi pertama, riwayat keluarga yang pernah kanker ovarium atau kanker payudara, penggunaan pil kontrasepsi, kondisi menopause, dan konsumsi alkohol atau tembakau.

Setiap peningkatan tinggi badan sebesar 5 cm mengakibatkan kenaikan risiko kanker ovarium sebesar 7% seumur hidup. Peneliti juga menemukan hubungan serupa antara berat badan lebih yang besar dengan risiko kanker ovarium. Namun hubungan antara berat badan dan risiko kanker ini hanya ditemui pada wanita yang tidak pernah menjalani terapi hormon saat menopause.

BACA JUGA:  Penanganan dan Perawatan Kulit Dengan Pulsed Dye Laser

Meskipun peningkatan risiko yang ditemukan cukup signifikan secara statistik, kemungkinan wanita untuk terjangkit kanker ovarium masih sangat rendah sehingga tinggi badan yang dimiliki hanya akan membuat sedikit perbedaan.

“Jika kita membandingkan seorang wanita dengan tinggi badan sekitar 152 cm dengan seorang wanita dengan tinggi badan sekitar 167 cm, ada perbedaan dalam risiko kanker ovarium sebesar 23%. Tapi, perbedaan risiko absolut pada wanita sebenarnya masih kecil. Wanita yang lebih pendek memiliki risiko sekitar 16 dibanding 1000 seumur hidupnya. Risiko ini meningkat menjadi 20 dibanding 1000 untuk wanita yang lebih tinggi,” kata Dr Paul Pharoah, ahli kanker dari Cambridge University seperti dilansir The Telegraph.

BACA JUGA:  Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum

Temuan yang dihasilkan oleh para peneliti yang tergabung dalam Collaborative Group on Epidemiological Studies of Ovarian Cancer yang bermarkas di Oxford University di Inggris akan diterbitkan dalam jurnal PLoS Medicine. Hasil temuan ini dianggap penting karena tinggi rata-rata perempuan meningkat dari 1 cm tiap 10 tahun.

Meskipun menemukan hubungan antara tinggi dan berat badan dengan peningkatan risiko kanker ovarium, peneliti tidak membuktikan bahwa tinggi atau berat badan yang lebih besar bisa menyebabkan kanker ovarium.