Stroke memang bisa berakibat fatal bahkan mematikan, namun di akhir pekan peluang kematian bagi pasien stroke semakin meningkat. Mengapa demikian?
Penelitian dari Imperial College London dan National Audit Office telah mengungkapkan bahwa ribuan pasien stroke meninggal sia-sia atau menderita kecacatan serius setiap tahunnya karena mengalami serangan di akhir pekan.
Hal ini terjadi karena pasien yang dirawat di rumah sakit pada hari Sabtu atau Minggu cenderung lebih sedikit mendapatkan urgent treatment. Pemulihan menjadi lebih sulit karena dokter senior tidak hadir, serta tes dan scan pun tidak segera tersedia di akhir pekan.
Dalam penelitian tersebut, peneliti menggunakan data pasien stroke di rumah sakit dari April 2009 hingga Maret 2010, yang terhitung hampir 100.000 penerimaan pasien.
Peneliti menemukan bahwa pelayanan yang tersedia di rumah sakit pada akhir pekan lebih rendah dibandingkan dengan hari kerja. Di akhir pekan hanya 43,1 persen pasien yang menarikan scan otak, dibandingkan 47,6 persen di hari kerja.
Kematian pasien stroke juga meningkat di akhir pekan. Di hari Minggu, kematian pasien stroke mencapai 11 persen, dibandingkan rata-rata 8,9 persen di hari kerja.
“Kami menghitung bahwa sekitar 350 kasus yang berpotensi kematian di rumah sakit, yang terjadi dalam setahun sebenarnya dapat dihindari. Dan tambahan 650 orang dapat dipulangkan ke rumahnya dalam 56 hari jika kinerja di hari kerja bisa dilakukan pada akhir pekan,” jelas peneliti, yang hasilnya telah dipublikasikan dalam Archives of Neurology, seperti dilansir Dailymail.
Hasil penelitian ini dinilai signifikan karena stroke adalah penyebab kecacatan terbesar di dunia, termasuk di Indonesia.