Pemantauan dan Penanganan Melanoma Metastatik


https://www.ilmukesehatan.com/keperawatanMetastasis.

Prognosis melanoma malignan berhubungan dengan dalamnya invasi pada dermis dan tebalnya lesi tersebut. Semakin dalam dan semakin tebal (> 4 mm) melanoma, semakin besar kemungkinan terjadinya metastasis.

 

Jika melanoma tumbuh secara radial (horizontal) dan ditandai oleh pertumbuhan parifer dengan invasi dermal yang minimal atau tanpa invasi dermal, maka prognosisnya cukup baik.


Kalau melanoma tersebut berlanjut ke dalam fase pertumbuhan yang vertikal (invasi desimal), prognosisnya jelek. Lesi denga ulserasi memiliki korelasi dengan prognosis yang buruk.

BACA JUGA:  Memperbaiki Konsep Diri dan Meningkatkan Koping Keluarga Pasien Pembedahan Rekonstruksi

Melanoma malignan dapat menyebar lewat aliran darah serta sistem limfatik dan dapat bermetastasis ke setiap organ tubuh, hepar serta tulang. Melanoma pada batang tubuh memiliki prognosis yang lebih buruk di bandingkan melanoma di bagian lain dan hal ini mungkin terjadi karena jaringan limfatik pada batang tubuh memungkinkan metastasis melanoma ke kelenjar limfe regional.

Menangani Metastasis.

Terapi yang ada sekarang untuk melanoma metastatik kebanyakan tidak membawakan hasil, dan kesembuhan umumnya tidak mungkin dicapai.

BACA JUGA:  Asuhan Keperawatan Pada Usus Buntu

Intervensif bedah selanjutnya bisa saja dilakukan untuk menghilangkan massa tumor atau mengangkat bagian organ yang terkena tumor (seperti paru, hepar dan kolon).

Namun demikian, dasar pemikiran dalam melaksanakan pembedahan yang lebih luas adalah untuk mengurangi gejala (paliatif) dan bukan untuk kesembuhan.

Kemoterapi untuk melanoma metastatik dapat digunakan; walaupun begitu, beberapa preparat (dakarbazin, nitrosurea dan sisplatin) hanya efektif untuk mengotrol penyakit.

Kalau melanoma terletak pada ekstremitas, perfusi regional dapat dikerjakan. Preparat kemoterapi diperfusikan langsung ke daerah yang mengandung melanoma, ini akan memberikan preparat sitotoksik dengan konsentrasi yang tinggi sementara efek toksik sistemik dapat dihindari.

BACA JUGA:  Lingkup Praktek Keperawatan Medikal-Bedah

Perfusi ekstremitas dilakukan lewat pompa perfusi dengan larutan obat berkadar tinggi selama 1 jam pada suhu 390 Chingga 400C. Induksi hipertemia ini akan meningkatkan efek kemoterapi sehingga dosis obat yang diberikan dapat diperkecil.

Diharapkan terapi perfusi regional dapat mengendalikan metastasi, khususnya jika dilakukan bersama dengan tindakan eksisi lesi primer dan diseksi kelenjar limfe regional.