Hampir setiap anak memiliki teman imajinasi yang membuatnya terlihat sedang berbicara atau bermain sendiri. Tapi haruskah orangtua merasa khawatir jika anaknya memiliki teman imajinasi?
Seorang teman imajinasi sebenarnya bisa menjadi cara yang bagus bagi anak untuk mengekspresikan dirinya serta membuat si kecil tidak kesepian atau sendiri karena ia merasa selalu memiliki teman. Teman imajinasi ini sering disebut dengan IBF (Imaginary Best Friend).
Memiliki teman imajinasi adalah hal yang alami karena membantu anak memecahkan masalah, mengembangkan keterampilan bahasa, memiliki pikiran yang aktif serta imajinasi yang kreatif, seperti dikutip dari ParentDish.
Jika memang memungkinkan, tak ada salahnya orangtua mendengarkan pembicaraan anak dengan teman imajinasinya sehingga mengetahui bagaimana pemikiran anak serta emosional yang mungkin dialaminya.
Ketika anak sedang asyik dengan teman imajinasinya, cobalah mengajaknya berbicara. Jika anak bisa mengalihkan perhatian dengan mau berbicara pada orangtua maka hal tersebut masih dalam tahap normal.
Namun jika si kecil sudah terlalu asyik dengan teman imajinasinya dan orangtua sulit untuk mengalihkan perhatian anak atau tetap bermain dengan teman imajinasinya, maka kondisi ini sebaiknya dikonsultasikan dengan ahlinya seperti psikiater, karena bisa jadi itu adalah salah satu gejala dari spektrum autis.
Anak yang berbicara dengan teman imajinasinya ini seringkali dikaitkan dengan anak yang memiliki indera keenam atau anak indigo. Tapi sebenarnya ada pola tersendiri atau kriteria diagnosis untuk kasus-kasus seperti ini, sehingga sebaiknya jangan mendiagnosis sendiri.
Satu hal yang pasti jika orangtua melihat anaknya bermain dengan teman imajinasi adalah jangan dimarahi, tapi cobalah memberikan masukan-masukan yang positif untuk anak karena akan membuat si kecil lebih cepat mengerti. Serta buatlah suasana yang menyenangkan bagi anak untuk belajar dan beraktivitas.