Dalam dasawarsa yang lalu, gama globulin merupakan agens yang cocok untuk diberikan secara intravena (IV). Sebelumnya tersedia immunoglobulin yang hanya diberikan dengan suntikan intramuskuler.
Namun demikian, agens gama globulin IV kini dapat diberikan dengan takaran yang lebih besar dan lebih efektif tanpa menimbulkan efek samping nyeri.
Terapi pengganti diperlukan pada kelainan imunodefisiensi primer dan sekunder dimana pasien tidak memiliki immunoglobulin dalam jumlah yang cukup.
Preparat gama globulin IV tersedia dalam bentuk larutan 5% atau serbuk liofiliz dengan pengencernya. Agens ini dibuat dari fraksi Cohn II jika diperoleh dari kumpulan 1000 hingga 10.000 orang donor.
Sekarang terdapat tujuh macam agens IV yang berbeda dan penggunaannya sudah disetujui oleh food and drug administration (FDA Amerika).
Ketujuh agens tersebut menggandung antibody yang dikehendaki dengan jumlah yang sebanding dan setelah melalui uji klinis ekstensif ternyata efektif serta aman. Resiko penularan hepatitis, HIV atau virus lain juga sangat kecil.
Takaran
Dosis optimal bagi seseorang ditentukan oleh respons orang tersebut. Pada kebanyakan kasus, dosis IV yang dianjurkan adalah 350 hingga 500 mg per kilogram berat badan yang diberikan sebulan sekali atau 150 hingga 250 mg yang diberikan setiap 2 minggu sekali.
Kalau pasien mendapat gama globulin dengan frekuensi yang lebih rendah, ia dapat mengalami gejala mudah lelah, tidak enak badan dan berbagai gejala lain sebelum mendapatkan terapi berikutnya.
Selanjutnya pasien akan mematuhi terapi dengan pemberian seminggu atau dua minggu sekali. Untuk mencegah efek samping yang tidak menyenangkan, pemberian agens gama globulin IV harus dilakukan dengan lambat dan kecepatan pemberiannya, tidak melebihi 3 ml/menit.
Pemberian lewat infuse secara mandiri dirumah dapat mengurangi biaya pengobatan dan menghindari kesulitan yang timbul karena seringnya dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan infuse tersebut.