Hymenoplasty; Fenomena Feminitas Modern


BEDAH selaput dara atau hymenoplasti kian marak di Makassar. Inilah fenomena kota besar. Inilah konsekuensi kehidupan yang semakin maju dan bebas. Kita tiba-tiba diperhadapkan pada suatu kenyataan — yang berlangsung di sekitar kita dan sangat memprihatinkan.

Ada apa dengan generasi kita? Ada norma yang hilang. Dengan fenomena hymenoplasti, kita seakan tersadar, di kalangan remaja kita ada ikatan yang sangat rapuh. Persoalan yang tabu bagi kalangan remaja merupakan hal yang sambil lalu.

 

Sesungguhnya hymenoplasti sudah bukan hal yang baru bagi masyarakat kota besar. Ini hal yang lama. Namun bagi masyarakat religius Makassar, persoalan ini tetap saja tabu, apa pun alasan dari hymenoplasti itu. Ini merupakan masalah besar bagi kota yang peduli perkembangan generasi mudanya. Atau, ini memang konsekuensi dari kota yang berkembang?

BACA:  Menggagas Agenda Reformasi Kesehatan

Dokter bedah plastik banyak didatangi kaum hawa. Selain hymenoplasti ada juga yang datang untuk vaginoplasti. Mereka yang menyadari memiliki selaput dara yang sudah sobek atau kendur lantaran sudah melahirkan, berlomba menjadi pasien. Dalam waktu 20 menit, rasa percaya diri mereka akan kembali karena merasa telah kembali ke bentuk semula.

Inilah keadaan sebagian masyarakat Makassar, khususnya kaum hawa. Kita tersadar, ada sekelompok masyarakat yang kehilangan kepercayaan terhadap dirinya sendiri. Ada sebagian masyarakat yang menginginkan bentuk lebih di luar apa yang telah mereka peroleh. Mereka tidak peduli, membayar sekian besar untuk mengembalikan kepercayaan itu.


BACA:  Artikel Kedokteran: Patofisiologi, Gejala Klinik dan Penatalaksanaan Diare

Ini memang hak pribadi seseorang. Melakukan hymenoplasti atau vaginoplasti merupakan hak masing-masing individu. Selama ini, bedah tersebut, masih dianggap sebagai suatu hal yang wajar.

Meski demikian, sekali lagi, ada yang hilang di tengah masyarakat kita. Ada batas-batas yang telah dilangkahi. Biar bagaimana pun, sudah sepatutnya, sesuatu yang natural jauh lebih baik dari yang palsu. Biar bagaimana pun, kejujuran jauh lebih baik dibanding kepalsuan.

Siapa yang dapat membantah kemampuan teknologi sekarang? Semua dapat dilakukan. Termasuk urusan alat vital itu. Sesungguhnya, perkembangan di bidang medis itu adalah penemuan yang patut disyukuri. Namun hal yang patut juga ternyata ada batas-batasnya.