Bagaimana Menghitung Usia Kehamilan?


Setelah dinyatakan positif hamil, saat itu pula seorang ibu sudah bisa mulai menghitung usia kehamilannya. Namun, cara manakah yang paling tepat? Seringkali ibu hamil tidak tahu pasti berapa usia kehamilannya, karena waktu terjadinya pembuahan tidak diketahui secara pasti.

Berikut ini ada beberapa cara untuk menghitung usia kehamilan.

 

Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)

Berdasarkan tanggal itu, dokter akan memperkirakan usia kehamilan dan tanggal kelahiran si bayi yang dihitung berdasarkan rumus Naegele, yakni (hari +7), (bulan 3), (tahun +1).


Contohnya, bila haid terakhir adalah pada tanggal 1 Juni 2006, maka persalinannya diperkirakan pada tanggal 8 Maret 2007. Yang perlu diperhatikan dari cara ini adalah:

  • Rumus tersebut hanya bisa diterapkan pada wanita yang siklus haidnya teratur, yaitu antara 28-30 hari.
  • Perkiraan tanggal persalinan tersebut sering meleset antara 7 hari sebelum atau setelahnya. Sekitar 5% bayi biasanya akan lahir sesuai dengan perhitungan tersebut.
  • Untuk mengurangi kemungkinan terlalu melesetnya perhitungan pada wanita yang siklus haidnya pendek, akan ditambahkan beberapa hari dari hari-H. Sedangkan pada wanita yang siklus haidnya panjang, akan dikurangi beberapa hari.
  • Untuk bulan yang tidak bisa dikurangi 3, misalnya Januari, Februari, dan Maret, maka bulannya ditambah 9, tapi tahunnya tetap.
BACA:  4 Cara Mengatasi Tidur Mendengkur

Gerakan Janin

  • Pada kehamilan pertama, gerakan janin akan mulai terasa setelah usia kehamilan 18-20 minggu.
  • Pada kehamilan ke-2 dan seterusnya, gerakan janin sudah terasa pada usia kehamilan 16-18 minggu.
  • Memasuki trimester tiga usia kehamilan, gerakan janin akan semakin kuat dan sering.
  • Perkiraan dengan cara ini dilakukan bila si ibu lupa kapan hari pertama dari haid terakhirnya.

Tinggi Puncak Rahim

Pada pengukuran ini, dokter akan meraba puncak rahim (fundus uteri) yang menonjol pada dinding perut. Kemudian usia kehamilan dihitung dengan tiga cara yang dimulai dari tulang kemaluan, yaitu:

  • Memakai satuan cm
  • Jika jarak dari tulang kemaluan sampai puncak rahim sekitar 28 cm, itu berarti usia kehamilan sudah mencapai 28 minggu.
  • Tinggi maksimal puncak rahim adalah 36 cm dan itu menunjukkan usia kehamilan sudah 36 minggu.
  • Cara pengukuran ini tidak akan bertambah lagi, meski usia kehamilan sudah mencapai 40 minggu. Kalaupun tingginya bertambah, kemungkinan bayinya besar, kembar, atau cairan tubuh si ibu berlebih.
BACA:  Cara Diet Sehat dan Cepat Untuk Menurunkan Berat Badan

Menggunakan 2 Jari Tangan

Jika jarak antara tulang kemaluan dengan puncak rahim masih di bawah pusar, setiap penambahan 2 jari berarti penambahan usia kehamilan sebanyak 2 minggu. Bila jarak tersebut sudah di atas pusar, setiap penambahan 2 jari sama dengan bertambahnya usia kehamilan 4 minggu.

Membandingkan tinggi puncak rahim dan tinggi pusar

  • Jika keduanya?sama tinggi, itu berarti usia kehamilan telah mencapai 5 bulan.
  • Tinggi puncak rahim yang melewati pusar dan hampir di tengah-tengah dada menunjukkan usia kehamilan sudah sekitar 7 bulan.
  • Jika tinggi puncak rahim sudah mencapai dada, dapat dipastikan usia kehamilan sudah 9 bulan.
  • Cara ini cukup sulit untuk dilakukan pada wanita yang bertubuh gemuk.
BACA:  Penyakit Gagal Jantung

Ultrasonografi (USG)

USG dapat menentukan usia kehamilan dan memperkirakan waktu kelahiran si kecil berdasarkan ?gambar? janin yang muncul pada layar monitor dengan bantuan transducer.

USG sering digunakan untuk melengkapi kepastian usia kehamilan. Meskipun biaya pemeriksaannya cukup mahal, namun tingkat akurasinya cukup tinggi, yaitu sekitar 95%.