Menurut data dari berbagai rumah sakit pendidikan di Indonesia, penyakit kulit yang paling banyak menyerang masih eksim. Eksim itu jenisnya banyak dan dibagi atas berbagai macam, mulai dari eksim alergi, eksim bawaan, eksim akibat stres, atau eksim karena kontak dengan bahan iritan.
Obat eksim yang mengandung kortikosteroid diberikan sebagai anti radang dan anti mitosis (pembelahan). Pemakaian sediaan yang mengandung kortikosteroid harus sesuai anjuran dokter meskipun penggunaan secara topikal relatif lebih aman.
Berikut ini tingkat potensi dari sejumlah kortikosteroid pada penggunaan dermal, yaitu:
Kortikosteroid Lemah
- Hidrokortison asetat
- Metilprednisolon asetat
Kortikosteroid Sedang
- Desoximetason + salis
- Dexametason
- Hidrokortison butirat
- Flukortolon pivalat
- Flumetason pivalat
- Fluosinolon asetonida
- Flupredniden asetat
- Klobetason butirat
- Triamsinolon asetonida
Kortikosteroid Kuat:
- Beklometason dipropionat
- Betametason valerat
- Betametason dipropionat
- Budesonida
- Diflukortolon valerat
- Fluklorolon asetonida
- Flutikason propionat
- Halometason
- Halsinonida
- Mometason furoat
- Prednikarbat
Kortikosteroid Sangat Kuat
- Klobetasol propionat
- betametason dipropion
Sediaan topikal yang mengandung kortikosteroid ini dapat mengurangi kegiatan sistem kekebalan tubuh, yang dianggap sebagai penyebab tukaknya, pada tempat tukak bertumbuh.
Kortikosteroid setempat yang paling efektif adalah betametason, fluokinonid, fluokinolon, klobetasol, hidrokortison, dan triamkinolon. Obat setempat ini harus dipakai dengan hati-hati, karena banyak di antaranya (kecuali hidrokortison dan triamkinolon) dapat mengurangi pembuatan adrenalin (suatu hormon yang penting) oleh kelenjar adrenal, yang ada di atas ginjal.
Pemakaian obat tersebut untuk waktu terlalu lama juga dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya beberapa infeksi dalam mulut, seperti kandidiasis.