Nyeri Tengkuk, Hipertensi atau Penyakit Tulang?


Tengkuk (kuduk) istilah untuk daerah leher bagian belakang. Nyeri tengkuk sering dialami lansia sering disertai nyeri bahu dan punggung. Kebanyakan masyarakat awam menghubungkan nyeri tengkuk dengan hipertensi, walau tidak selamanya tepat karena ada yang mengalami nyeri tengkuk tetapi tekanan darahnya normal atau rendah.

Nyeri tengkuk sering disertai nyeri bahu dan punggung dapat diakibatkan sikap badan yang salah dan sikap perasaan yaitu saat menghadapi masalah yang diwujudkan reaksi badaniah.

 

Segala sesuatu berlangsung tidak sesuai dengan keinginan dan harapan membuahkan kekecewaan, kekesalan dan kemarahan menyebabkan ketegangan pikiran, perasaan sehingga otot menjadi tegang terutama otot pada kepala, tengkuk, bahu dan punggung.

Ketegangan otot berlebihan apalagi terjadi terus menerus menimbulkan nyeri dan kaku. Nyeri tengkuk juga dianggap sebagai korban perasaan dari masalah pekerjaan, keuangan, seksual dan laininya.


Adanya sikap tertentu yang terus menerus dari kepala, bahu dan lengan yang berlangsung lama setiap hari menyebabkan otot di daerah tersebut meregang, peredaran darah dalam otot yang menahan sikap badan menjadi kurang lancar, sisa hasil akhir dari metabolisme di dalam otot tertimbun di dalamnya sehingga menyebabkan peradangan pada tempat perlekatan otot dengan tulang, daerah tersebut kemudian terasa nyeri jika ditekan.

Biasanya keluhan nyeri tengkuk dilaporkan penderita berupa tengkuk pegal dan sengal (kaku), gerakan leher menjadi terbatas karena disertai ngilu pada otot di daerah kuduk, sedangkan gerakan leher yang digerakkan orang lain tidak terbatas dan tidak disertai rasa ngilu di tengkuk.

BACA:  Mawas Diri Dunia Kedokteran Indonesia

Umumnya penderita menceritakan keluhan jika pegal dan kaku pada tengkuk memuncak maka nyeri kepala muncul. Nyeri tersebut menjalar melalui bagian samping kepala di atas telinga ke daerah hidung atau dahi.

Sebahagian penderita sering menyatakan keluhannya sebagai nyeri kepala sesisi sering didiagnosis sebagai migraine. Jika ditanyai lebih lanjut maka penderita menyatakan nyeri kepala sering berpindah, kadang di kiri dan kadang di kanan. Setelah tidur keluhan nyeri pada kuduk lebih terasa dan sangat mengganggu, begitu juga nyeri kepala sesisi menjadi bertambah pada keadaan emosi hebat.

BACA:  Perhatikan Tanda-Tanda Keguguran

Biasanya nyeri tengkuk ini dikeluhkan penderita yang mengalami gangguan kejiwaan karena depresi atau disebabkan sikap tubuh yang salah.

Selain itu lansia sering mengalami kelainan tulang pada leher berupa kelainan sendi dari ruas tulang leher menyebabkan penekanan saraf disekitarnya sehingga timbul rasa nyeri dan kaku pada tengkuk. Penyakit ini disebut spondilosis servikalis dan belum memerlukan pengobatan jika hanya ditemukan dari hasil rontgen namun tanpa gejala.

Penderita dengan keluhan nyeri tengkuk perlu memeriksakan tekanan darah karena tekanan darah tinggi menyebabkan pagal dan tidak nyaman pada daerah tengkuk. Penanganan penderita sedapat mungkin ditujukan kepada penyebabnya, selain itu perlu mendapat obat untuk mengurangi atau menghilangkan keluhan.

Nyeri tengkuk akibat stres diatasi dengan mengobati stres, jika disebabkan sikap tubuh perlu dikoreksi sikap tubuh tersebut. Senam untuk melemaskan otot dan memelihara fungsi sendi tulang leher perlu dilakukan setelah fase akut dari penyakit teratasi.

BACA:  Usia Muda Bisa Kena Osteoporosis

Senam yang dianjurkan berdiri tegak dengan kedua tungkai dan kaki dalam posisi istirahat ditempat, kemudian kedua bahu ditarik kebelakang.

Anggukkan kepala dan tengadahkan kepala semaksimal mungkin berulang-ulang, usahakan melakukan gerakan tersebut semakin lama semakin cepat, kemudian kembali ke posisi semula. Selanjutnya, gelengkan kepala ke kiri dan kanan semaksimal mungkin secara berulang.

Jika nyeri disebabkan spondilosis servikalis perlu memakai alat penyangga leher (collar). Tujuannya membatasi gerakan leher normal menyebabkan kerusakan sumsum tulang belakang terfiksasi secara tak normal. Penyangga leher tidak hanya berguna mengurangi keluhan tengkuk, tetapi kerusakan selanjutnya terhadap sumsum tulang dapat dicegah.

Penyangga leher digunakan terus menerus terutama malam hari. Jika keluhan disebabkan penekanan saraf cenderung menjadi lebih buruk. Lamanya penyangga leher digunakan bervariasi tergantung respons perbaikan keluhan. Penderita yang memberikan respons baik dapat digunakan 2-3 minggu.

(dr.Pirma Siburian Sp PD, pemerhati masalah kesehatan lansia)