Tipe Reaksi Anafilaksis dan Gangguan Alergi


https://www.ilmukesehatan.com/keperawatanAnafilaksis

Anafilaksis merupakan respons klinis terhadap reaksi imunologi cepat (hipersensitifitas tipe I) antara antigen yang spesifik dan antibody. Reaksi tersebut terjadi akibat antibody IgE dengan cara berikut:

 

1. Antigen melekat pada antibody IgE yang terikat dengan membrane permukaan sel mast serta basofil yang menyebabkan sel-sel target ini diaktifkan.


2. Sel mast dan basofil kemudian melepas mediator yang menyebabkan perubahan vaskuler; pengaktifan trombosit, eosinofil serta neutrofil; dan pengaktifan rangkaian peristiwa koagulasi.

Reaksi anafilaktoid (reaksi mirip anafilaksis) secara klinis serupa dengan anafilaksis. Namun, reaksi ini tidak diantarai oleh interaksi antigen-antibodi tetapi sebagai akibat dari substansi yang bekerja langsung pada sel-sel mast atau jaringan yang menyebabkan pelepasan mediator.

BACA JUGA:  HIV Sebagai Suatu Penyakit Kronik

Reaksi ini dapat terjadi pada penggunaan obat-obatan, konsumsi makanan, latihan fisik dan transfuse antibody sitotoksik.

Tipe-tipe reaksi anafilaktik

Local

Reaksi anafilaktik local biasanya meliputi urtikaria serta angioedema pada tempat kontak dengan antigen dan dapat merupakan reaksi yang berat tetapi jarang fatal

Sistemik

Reaksi sistemik terjadi dalam tempo kurang lebih 30 menit sesudah kontak dalam system organ berikut ini: kardiovaskuler, respiratorius, gastrointestinal, dan integument.

BACA JUGA:  Kewaspadaan Metode Terapi Penyuntikan

Manifestasi klinis

Tanda dan gejala utama pada reaksi anafilaktik dapat digolongkan menjadi reaksi sistemik yang ringan, sedang dan berat.

Ringan

Reaksi sistemik yang ringan terdiri atas rasa kesemutan serta hangat pada bagian perifer dan dapat disertai dengan perasaaan penuh dalam mulut serta tenggorok.

Kongesti nasal, pembengkakan periorbital, pruritus, bersin-bersin dan mata yang berair dapat terjadi. Awitan gejala dimulai dalam waktu 2 jam pertama sesudah kontak.

Sedang

Reaksi sistemik yang sedang dapat mencakup salah satu  gejala diatas di samping flushing, rasa hangat, cemas dan gatal-gatal. Reaksi yang lebih serius berupa bronkospasme dan edema saluran napas atau laring dengan dispnea, batuk serta mengi. Awitan gejala sama seperti reaksi yang ringan.

BACA JUGA:  Patofisiologis Rhinitis Alergi

Berat.

Reaksi sistemik yang berat memiliki onset mendadak dengan tanda-tanda serta gejala yang sama seperti yang diuraikan diatas dan berjalan dengan cepat hingga terjadi bronkospasme, edema laring, dispnea berat serta sianosis.

Disfagia  (kesulitan menelan), kram abdomen, vomitus, diare dan serangan kejang-kejang dapat terjadi. Kadang-kadang timbul henti jantung dan koma.