Tes Definitif
– Tes Oksidasi.
Reagen oksidasi yang mengandung 1 % larutan tetrametil-pfenilenediamin hidroklorida ditambahkan pada koloni gonokok penderita. Semua Neisseria memberi reaksi positif dengan perubahan warna koloni yang semula bening berubah menjadi merah muda sampai merah lembayung.
– Tes Fermentasi.
Tes oksidasi positif dilanjutkan dengan fermentasi memakai Jukosa, maltosa dan sukrosa. Kuman gonokok hanya meragikan glukosa.
Tes NGPP
– Tes Beta-Laktamase.
Pemeriksaan beta-laktamase dengan menggunakan cefinase TM disc. BBL 96192 yang mengandung chromogenic cephalosporin, akan memberi perubahan wama dari kuning menjadi merah apabila kuman mengandung enzim beta laktamase.
– Tes Yodometri
Koloni kuman dalam larutan 1 ml penisilin 6000 g/mI, diamkan 16-30 menit, tambahkan 2 tetes larutan kanji 1% dan 1 tetes larutan lugol. Positif bila wama lugol hilang dalam waktu 10 menit. negatif bila warna lugol tidak berubah (biru).
– Tes Penicillin discdifusion
Menilai hasil tes resistensi difusi cakram kertas yang mengandung 10 unit penisilin. Strain NGPP akan menunjukkan garis tengah zona hambatan – Tes Pyridine-2-azodimefhylaniline cephalosorin (PADAC) Secret uretra dibuat suspensi dalam PADAC yang telah direhidrasi dalam 0,2 ml 5 mM sistein dalam 1 mM Hcl (pH 3,5). Suspensi dikocok secara merata dan segera diinkubasi pada suhu 37°C. Hasil tes dibaca tiap 15 menit, warna jingga kuning berarti positif, sedangkan warna ungu berarti negatif.
Tes Thomson
Tes Thomson ini berguna untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah berlangsung. Ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan pada tes ini:
– Sebaiknya dilakukan setelah bangun tidur.
– Kencing dibagi dalam 2 gelas.
– Tidak boleh menahan kencing antara gelas 1 dan gelas 2.
Syarat mutlak ialah kandung kencing harus mengadung air seni paling sedikit 80 – 100 ml. Jika air seni kurang dari 80 ml maka gelas 2 sukar dinilai karena air seni tersebut baru menguras uretra bagian anterior.