Syndrom Pelisutan (wasting syndrome) kini diikutsertakan dalam defenisi kasus yang diperbarui untuk penyakit AIDS. Criteria diagnostiknya mencakup penurunan berat yang tidak dikehendaki yang melampaui 10% dari berat badan dasar, diare yang kronis, demam yang kambuhan atau menetap tanpa adanya penyakit lain yang dapat menjelaskan gejala ini.
Malnutrisi protein-energi yang terjadi bersifat multifactor. Pada sebagian keadaan sakit yang berkaitan dengan AIDS, pasiennya akan mengalami keadaan hipermetabolik di mana terjadi pembakaran kalori yang berlebihan dan kehilangan lean body mass.
Keadaan ini serupa dengan keadaan stress seperti sepsis serta trauma dan dapat menimbulkan kegagalan organ. Pembedaan antara keadaan kakeksia (pelisutan) dan malnutrisi atau antara kakeksia dan penurunan berat badan yang biasa terjadi sangat penting mengingat gangguan metabolic pada syndrome pelisutan tidak dapat diubah dengan dukungan nutrisi saja.
Anoreksia, diare, malabsorpsi gastrointestinal dan kekurangan gizi pada penyakit kronis semuanya turut menyebabkan syndrome pelisutan.
Kendati demikian, pelisutan jaringan yang progresif terlihat pula pada beberapa pasien dengan gangguan gastrointestinal yang ringan dan tanpa diare.
TNF (tumor necrosis factor) dan interleukin-1 (IL-1) merupakan sitokin yang memainkan peranan penting dalam sindrom pelisutan yang berhubungan dengan AIDS. Keduanya bekerja langsung pada hipotalamus untuk menimbulkan anoreksia.
Demam yang ditimbulkan oleh sitokin akan mempercepat metabolisme tubuh sebanyak 14% untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10F. TNF menyebabkan penggunaan lipid yang tidak efisien dengan menurunkan jumlah enzim yang diperlukan untuk metabolisme lemak, sementara IL-1 memicu pelepasan asam amino dari jaringan otot.
Penderita AIDS umumnya mengalami peningkatan metabolisme protein dalam kaitannya dengan metabolisme lemak yang mengakibatkan terjadinya penurunan yang signifikan pada lean body mass sebagai akibat dari pemecahan protein dan otot.
Hipertrigliseridemia yang terlihat pada penderita AIDS disebabkan oleh kenaikan kadar sitokin yang terjadi secara menahun dan dapat bertahan pada penderita AIDS selama berbulan-bulan tanpa menimbulkan pelisutan jaringan serta kehilanganlean body mass.
Infeksi dan keadaan sepsis yang menyebabkan kenaikan sepintas kadar TNF, IL-1 dan mediator sel lainnya diatas kadar yang sudah meninggi secara menahun umumnya akan terlihat; kenaikan sepintas kadar TNF dan IL-1 inilah yang memicu pelisutan otot.