Dideoksinosin
Bagi banyak pasien, dideoksinosin (didanosine [ddl]) memberikan hasil yang menjanjikan sebagai preparat alternative pengganti zidovudin.
Efek toksik utama yang membatasi dosis pemberian ddl adalah pancreatitis yang bisa berakibat fatal dan neuropati perifer. Efek toksik lainnya mencakup diare, kegelisahan dan peningkatan kadar asam urat (kalau ddl diberikan dengan dosis yang tinggi).
Dideoksisitidin
Dideoksisitidin (ddC) tidak menembus cairan spinal sehingga tidak seefektif zidovudin bila digunakan untuk mengobati ensefalopati yang berhubungan AIDS. Beberapa neuropati yang berhubungan dengan AIDS.
Beberapa neuropati perifer ditemukan pada pemberian ddC dengan dosis tinggi. Efek toksiknya yang lain adalah intoleransi gastrointestinal dan ulserasi mukosa.
Karena virus HIV dapat mengadakan mutasi dengan cepat, maka resistensi obat akan terjadi; karena itu, terapi kombinasi antivirus memberikan harapan terbaik untuk pengendalian infeksi HIV.
Stavudin
Stavudin dapat dipreskripsikan bagi pasien-pasien infeksi HIV stadium lanjut yang tidak responsive terhadap preparat antivirus lain atau yang tidak dapat mentolerir efek sampingnya.
Reaksi merugikan yang utama mencakup neuropati perifer, supresi sumsum tulang, mialgia dan hepatotoksisitas. Neuropati perifer merupakan efek samping utama yang membatasi dosis pemberian obat tersebut; kepada pasien harus diberitahukan agar melapor bila terdapat nyeri, rasa terbakar, pegal-pegal, kelemahan atau perubahan sensibilitas lainnya.