Meningkatkan Tidur Restoratif dan Mobilitas untuk Mengatasi Nyeri Penyakit Kronik


https://www.ilmukesehatan.com/keperawatanMeningkatkan Tidur Restoratif

Kualitas tidur yang baik sangat penting dalam membantu pasien untuk mengatasi masalah nyeri, mencegah keletihan pasien untuk menghadapi berbagai perubahan yang harus terjadi sebagai akibat dari suatu penyakit yang kronik.

 

Tidur pasien yang penyakitnya berada dalam keadaan aktif (in flare) kerap kali kurang waktunya dan terus putus oleh keadaan terjaga yang bertambah lama.


Kegiatan rutin yang memicu tidur, obat-obatan dan tindakan yang membuat nyaman dapat membantu memperbaiki kualitas tidur.

Meningkatkan Mobilitas.

Pengaturan posisi tubuh yang benar sangat penting untuk mengurangi stres pada sendi yang sakit dan mencegah deformitas yang membatasi mobilitas.

Semua sendi harus disangga dalam posisi yang menciptakan fungsi sendi yang optimal. Ketika berada di tempat tidur, pasien harus berbaring datar pada kasur yang keras dengan kedua kaki diletakkan pada papan penyangga kaki dan hanya satu bantal yang diletakkan di bawah kapala pasien mengingat risiko terjadinya kofosis dorsal.

BACA JUGA:  Mempertahankan Nutrisi yang Adekuat dan Meningkatkan Komunikasi Pasien Rekonstruktif Fasial

Di bawah lutut tidak boleh ditaruh bantal karena tindakan ini akan meningkatkan kontraktur fleksi. Pasien harus berbaring telungkup beberapa kali sehari untuk mencegah kontraktur-fleksi pada sendi paha.

Latihan gerak yang aktif perlu dianjurkan untuk mencegah kekakuan sendi. Jika pasein tidak dapat menggerakkan sendi-sendinya secara aktif, latihan gerak yang pasif harus dilakukan.

Tindakan untuk menguatkan kembali postur tubuh yang benar dan meningkatkan mobilitas mencakup berjalan dengan tubuh yang tegak serta menggunakan kursi dengan sandaran tegak.

BACA JUGA:  Komunikasi Perawat dalam Mengkaji Masalah Kulit

Pada waktu duduk, pasien harus meletakkan kakinya rata pada lantai dan bahu serta panggul harus menempel pada sandaran kursi.

Perlu diperhatikan bahwa pemasanga bidai untuk memberikan kenyamanan tidak boleh kemudian membatasi mobilitas pasien. Lutut dibidai dengan ekstensi penuh dan pergelangan tangan dibidai dalam posisi sidikit dorsifleksi.

Karena kekuatan otot-otot fleksor lebih dominan, sendi tidak boleh dibiarkan “membeku” dalam posisi fleksi. Keadaan ini dapat dicegah dengan mengerakkan bidai secara teratur dan melakukan latihan sendi melalui suatu kisaran gerak. Bidai mungkin harus dimodifikasi kalau terjadi perubahan pada struktur sendi.

Alat-alat bantu mungkin pula diperlukan untuk mempertahankan mobilitas. Alat-alat ini harus sesuai betul pemakaiannya dan kepada pasien dijelaskan cara penggunaan yang benar serta aman.

BACA JUGA:  Cara Meningkatkan Pemahaman Pasien Psoriasis

Tongkat harus cukup panjang agar sendi siku hanya sedikit ditekuk ketika memakainya dan harus dipegang oleh tangan pada sisi yang berlawanan dengan bagian yang sakit.

Kruk harus bertipe forearm-trough untuk melindungi ekstremitas atas jika penyakit tersebut juga mengenai tangan dan pergelangan tangan pasien.

Keharusan ini sangat penting terutama bagi pasien yang menjalani rehabilitasi sesudah dilakukannya bedah rekonstruksi sendi ekstremitas bawah.

Alat bantu dapat berarti perbedaan antara dependensi dan independensi dalam mobilitas; namun, alat bantu juga dapat mengubah citra tubuh pasien yang mungkin akan menghalangi kepatuhan pasien dalam menjalani terapi.