Intervensi Keperawatan Pada Kasus Luka Bakar


https://www.ilmukesehatan.com/keperawatanMeningkatkan Pertukaran Gas dan Bersihan Saluran Napas. Pemeriksaan untuk mengkaji pertukaran gas yang adekuat dan bersihan saluran napas merupakan aktivitas keperawatan yang esensial.

Frekuensi, kualitas dan dalamnya respirasi harus dicatat. Paru-paru diauskultasi untuk mendeteksi suara tambahan (abnormal). Disamping pengkajian keperawatan terhadap status respirasi, oksimeter denyut nadi dapat digunakan untuk memantau kadar oksigen dalam darah arterial.

 

Pemakaian oksimeter denyut nadi pada pasien luka bakar memiliki kekurangan, yaitu perfusi jaringan yang jelek serta edema mempersulit pemeriksa untuk mendapatkan signal yang akurat, dan oksimeter tidak dapat membedakan karboksi hemoglobin dengan oksihemoglobin.


Namun demikian, Barillo et al (1990)melaporkan korelasi yang moderat hingga tinggi (r = 0,82) antara hasil pembacaan oksimetri denyut nadi dan saturasi oksigen yang diperoleh lewat analisis gas darah arterial pada pasien-pasien luka bakar. Hasil pembacaan oksimetri berguna untuk memantau kecenderungan dan perubahan dalam status oksigenasi pada pasien luka bakar.

Tindakan perawatan pulmoner yang agresif, termasuk tindakan membalikkan tubuh pasien, mendorong pasien untuk batuk serta bernapas dalam, memulai inspirasi kuat yang periodic dengan spirometri, dan mengeluarkan timbunan secret melalui pengisapan trakea jika diperlukan, semuanya ini merupakan tindakan yang penting terutama pada pasien luka bakar dengan cedera inhalasi.

BACA JUGA:  Asuhan Kehamilan Kunjungan Ulang

Pengaturan posisi tubuh pasien untuk mengurangi kerja pernapasan serta meningkatkan ekspansi dada yang maksimal, dan pemberian oksigen yang dilembabkan atau pelaksanaan ventilasi mekanis, dapat menurunkan lebih lanjut stress metabolic dan memastikan oksigenasi jaringan yang adekuat. Asepsis dipertahankan melalui perawatan untuk menghindari kontaminasi pada traktus respiratorius dan mencegah infeksi yang meningkatkan kebutuhan oksigen metabolic.