Gen Dari Kedua Orangtua Meningkatkan Risiko Preeklamsia


Gen dari kedua orangtua dapat meningkatkan risiko preeklamsia, sebuah komplikasi serius yang terjadi pada sekitar 5%, demikian menurut penelitian terbaru. Setelah mempelajari data tentang 500.000 kelahiran, para peneliti di Universitas Bergen menemukan bahwa ibu dan ayah dapat meneruskan sebuah kelemahan kepada anak mereka. “Pria dan wanita yang lahir dari kehamilan preeklamtik dikaitkan dengan risiko preeklamsia yang meningkat pada generasi selanjutnya,” kata Profesor Rolv Skjaerven, dari departemen perawatan kesehatan primer dan umum, dikutip Reuters Health.

 

Tekanan darah tinggi yang berbahaya, retensi cairan dan protein dalam urin merupakan gejala preeklamsia, yang dapat mengarah menjadi eklamsia, yang membahayakan nyawa ibu dan anak. Eklamsia, di mana gejala preeklamsia memburuk dan pasien mulai mengalami serangan, merupakan salah satu penyebab kematian pada wanita hamil di negara berkembang. Para ilmuwan mengetahui bahwa ibu dapat meneruskan risiko dari kondisi itu kepada anak perempuan yang lahir dari kehamilan yang dipengaruhi oleh preeklamsia.


BACA JUGA:  Anatomi Fisiologi Airway Breathing

Namun, riset yang dipublikasikan secara online oleh British Medical Journal itu menunjukkan bahwa ibu yang mengalami preeklamsia meneruskan risiko yang lebih tinggi kepada semua anak perempuan mereka, termasuk mereka yang lahir dari kehamilan normal. “Jika saudara perempuan atau laki-laki mengalami preeklamsia saat mereka lahir, saudara perempuan yang tidak mengalami hal itu akan memiliki risiko yang hampir sama,” kata Skjaerven. Ia dan timnya menemukan bahwa anak perempuan dari wanita yang mengalami preeklamsia selama kehamilan memiliki lebih dari dua kali lipat risiko untuk mengalami komplikasi. Pria yang lahir dari kehamilan preeklamsia memiliki risiko yang lebih tinggi untuk memiliki anak perempuan yang akan mengalami masalah itu.

BACA JUGA:  Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Chancroid

Para dokter tidak mengetahui apa penyebab preeklamsia, yang dapat menyebabkan janin kekurangan nutrisi. Kondisi itu biasanya terjadi setelah kehamilan berusia 20 minggu. Hal itu juga lebih sering terjadi dalam kehamilan pertama dan kembar. Pengobatan preklamsia terdiri dari pemantauan ibu dan melahirkan bayi lebih awal, biasanya dengan bedah cesar. Para peneliti Belanda mengidentifikasi sebuah cacat genetik yang diduga menjadi penyebab preeklamsia. Gen cacat itu dikaitkan dengan sebuah enzim yang membersihkan bahan beracun dalam tubuh. Sebaiknya periksakan diri Anda dan pasangan untuk mengantisipasi segala kemungkinan ya!