10 Diagnosa Perawatan Pasien dengan Pneumonia


Diagnosa Perawatan 1: Kebersihan Jalan Nafas Tidak Efektif

Dapat dihubungkan dengan :

 
  • Inflamasi trakeobronkial, pembentukan oedema, peningkatan produksi sputum
  • Nyeri pleuritik
  • Penurunan energi, kelemahan

Kemungkinan dibuktikan dengan :


  • Perubahan frekuensi kedalaman pernafasan
  • Bunyi nafas tak normal, penggunaan otot aksesori
  • Dispnea, sianosis
  • Bentuk efektif / tidak efektif dengan / tanpa produksi sputum

Kriteria Hasil :

  • Menunjukkan perilaku mencapai kebersihan jalan nafas
  • Menunjukkan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih, tak ada dispnea atau sianosis

Intervensi Mandiri

  • Kali frekuensi / kedalaman pernafasan dan gerakan dada
  • Auskultasi paru catat area penurunan / tak ada aliran udara dan bunyi nafas tambahan (krakles, mengi)
  • Bantu pasien untuk batuk efektif dan nafas dalam
  • Penghisapan sesuai indikasi
  • Berikan cairan sedikitnya 2500 ml/hari

Intervensi Kolaborasi

  • Bantu mengawasi efek pengobatan nebulizer dan fisioterapi lain
  • Berikan obat sesuai indikasi : mukolitik, ekspetoran, bronkodilator, analgesik
  • Berikan cairan tambahan
  • Awasi seri sinar X dada, GDA, nadi oksimetri
  • Bantu bronkoskopi / torakosintesis bila diindikasikan

Diagnosa Perawatan 2: Kerusakan Pertukaran Gas

Dapat dihubungkan dengan:

  • Perubahan membran alveolar – kapiler (efek inflamasi)
  • Gangguan kapasitas oksigen darah

Kemungkinan dibuktikan oleh :

  • Dispnea, sianosis
  • Takikandi
  • Gelisah / perubahan mental
  • Hipoksia

Kriteria Hasil :

  • Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan GDA dalam rentang normal dan tak ada gejala distress pernafasan
  • Berpartisipasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksigen

Intervensi Mandiri:

  • Kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas
  • Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku
  • Kaji status mental
  • Awasi status jantung / irama
  • Awasi suhu tubuh, sesui indikasi. Bantu tindakan kenyamanan untuk menurunkan demam dan menggigil
  • Pertahankan istirahat tidur
  • Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, nafas dalam dan batuk efektif
  • Kaji tingkat ansietas. Dorong menyatakan masalah / perasaan.
BACA JUGA:  Pedikulosis Korporis dan Pedikulosis Pubis

Intervensi Kolaborasi

  • Berikan terapi oksigen dengan benar
  • Awasi GDA

Diagnosa Perawatan 3: Pola Nafas Tidak Efektif

Dapat dihubungkan dengan :

  • Proses inflamasi
  • Penurunan complience paru
  • Nyeri

Kemungkinan dibuktikan oleh :

  • Dispnea, takipnea
  • Penggunaan otot aksesori
  • Perubahan kedalaman nafas
  • GDA abnormal

Kriteria Hasil :

  • Menunjukkan pola pernafasan normal / efektif dengan GDA dalam rentang normal

Intervensi Mandiri:

  • Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada
  • Auskultasi bunyi nafas
  • Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi
  • Observasi pola batuk dan karakter sekret
  • Dorong / bantu pasien dalam nafas dalam dan latihan batuk efektif

Intervensi Kolaborasi:

  • Berikan Oksigen tambahan
  • Awasi GDA

Diagnosa Perawatan 4: Peningkatan Suhu Tubuh

Dapat dihubungkan  : proses infeksi

Kemungkinan dibuktukan oleh :

  • Demam, penampilan kemerahan
  • Menggigil, takikandi

Kriteria Hasil :

  • Pasien tidak memperlihatkan tanda peningkatan suhu tubuh
  • Tidak menggigil
  • Nadi normal

Intervensi Mandiri:

  • Obeservasi suhu tubuh (4 jam)
  • Pantau warna kulit
  • Lakukan tindakan pendinginan sesuai kebutuhan

Intervensi Kolaborasi:

  • Berikan obat sesuai indikasi : antiseptik
  • Awasi kultur darah dan kultur sputum, pantau hasilnya setiap hari

Diagnosa Perawatan 5: Resiko Tinggi Penyebaran Infeksi

Dapat dihubungkan dengan :

  • Ketidakadekuatan pertahanan utama
  • Tidak adekuat pertahanan sekunder (adanya infeksi, penekanan imun)

Kemungkinan dibuktikan oleh :

  • Tidak dapat diterapkan tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual

Kriteria Hasil :

  • Mencapai waktu perbaikan infeksi berulang tanpa komplikasi
  • Mengidentifikasikan intervensi untuk mencegah / menurunkan resiko infeksi
BACA JUGA:  Efek Syok Luka Bakar Pada Cairan dan Volume Darah

Intervensi Mandiri:

  • Pantau TTV
  • Anjurkan klien memperhatikan pengeluaran sekret dan melaporkan perubahan warna jumlah dan bau sekret
  • Dorong teknik mencuci tangan dengan baik
  • Ubah posisi dengan sering
  • Batasi pengunjung sesuai indikasi
  • Lakukan isolasi pencegahan sesuai individu
  • Dorong keseimbangan istirahat adekuat dengan aktivitas sedang.

Intervensi Kolaborasi:

  • Berikan antimikrobal sesuai indikasi

Diagnosa Perawatan 6: Intoleran Aktivitas

Dapat dihubungkan dengan

  • Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
  • Kelemahan, kelelahan

Kemungkinan dibuktikan dengan :

  • Laporan verbal kelemahan, kelelahan dan keletihan
  • Dispnea, takipnea
  • Takikandi
  • Pucat / sianosis

Kriteria Hasil :

  • Melaporkan / menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas yang dapat diukur dengan tak adanya dispnea, kelemahan berlebihan dan TTV dalam rentang normal

Intervensi Mandiri

  • Evaluasi respon klien terhadap aktivitas
  • Berikan lingkungan terang dan batasi pengunjung
  • Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat
  • Bantu pasien memilih posisi yang nyaman untuk istirahat / tidur
  • Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan

Diagnosa Perawatan 7: Nyeri

Dapat dihubungkan dengan :

  • Inflamasi parenkim paru
  • Reaksi seluler terhadap sirkulasi toksin
  • Batuk menetap

Kemungkinan dibuktikan dengan :

  • Nyeri dada
  • Sakit kepala, nyeri sendi
  • Melindungi area yang sakit
  • Perilaku distraksi, gelisah

Kriteria Hasil :

  • Menyebabkan nyeri hilang / terkontrol
  • Menunjukkan rileks, istirahat / tidur dan peningkatan aktivitas dengan cepat

Intervensi Mandiri

  • Tentukan karakteristik nyeri
  • Pantau TTV
  • Ajarkan teknik relaksasi
  • Anjurkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama episode batuk.
BACA JUGA:  Diagnosis dan Meredakan Nyeri Pasien Melanoma

Diagnosa Perawatan 8: Resti Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh

Dapat dihubungkan dengan :

  • Peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi
  • Anoreksia distensi abdomen

Kriteria Hasil :

  • Menunjukkan peningkatan nafsu makan
  • Berat badan stabil atau meningkat

Intervensi Mandiri:

  • Indentifikasi faktor yang menimbulkan mual atau muntah
  • Berikan wadah tertutup untuk sputum dan buang sesering mungkin
  • Auskultasi bunyi usus
  • Berikan makan porsi kecil dan sering
  • Evaluasi status nutrisi

Diagnosa Perawatan 9: Resti Kekurangan Volume Cairan

Faktor resiko :

  • Kehilangan cairan berlebihan (demam, berkeringan banyak, hiperventilasi, muntah)

Kriteria Hasil :

  • Balance cairan seimbang
  • Membran mukosa lembab, turgor normal, pengisian kapiler cepat

Intervensi Mandiri:

  • Kaji perubahan TTV
  • Kaji turgor kulit, kelembaban membran mukosa
  • Catat laporan mual / muntah
  • Pantau masukan dan keluaran, catat warna, karakter urine
  • Hitung keseimbangan cairan
  • Asupan cairan minimal 2500 / hari

Intervensi Kolaborasi

  • Berikan obat sesuai indikasi ; antipirotik, antiametik
  • Berikan cairan tambahan IV sesuai keperluan

Diagnosa Perawatan 10: Kurang Pengetahuan Mengenai Kondisi Dan Kebutuhan Tindakan

Dapat dihubungkan dengan :

  • Kurang terpapar informasi
  • Kurang mengingat
  • Kesalahan interpretasi

Kemungkinan dibuktikan oleh :

  • Permintaan informasi
  • Pernyataan kesalahan konsep
  • Kesalahan mengulang

Kriteria Hasil :

  • Menyatakan permahaman kondisi proses penyakit dan pengobatan
  • Melakukan perubahan pola hidup

Intervensi Mandiri

  • Kaji fungsi normal paru
  • Diskusikan aspek ketidakmampuan dari penyakit, lamanya penyembuhan dan harapan kesembuhan
  • Berikan dalam bentuk tertulis dan verbal
  • Tekankan pentingnya melanjutkan batuk efektif
  • Tekankan perlunya melanjutkan terapi antibiotik selama periode yang dianjurkan.