Bangkit Itu…


Habis menginstall Gmail Notifier (software dari Google Mail untuk memudahkan kita mengetahui adanya email yang masuk tanpa harus membuka browser), saya jadi mau memposting sesuatu.

Oh ya, Anda sering menonton televisi dalam sepekan terakhir? Jika ya, pasti Anda tidak akan asing lagi dengan tayangan puisi reflektif yang dibawakan secara luar biasa oleh Deddy Mizwar.

 

Secara pribadi, saya sangat terkesan dengan bait-bait dalam puisi itu. Sebuah kontemplasi ke-Indonesia-an yang dibawakan secara sungguh-sungguh. Untuk konteks Indonesia saat ini, memang kiranya menjadi sangat layak untuk selalu menyimak dan ‘menghapal’ di luar kepala, lalu mengimplementasikan pesan-pesan kebangsaan dari puisi ini.

BACA:  OPINI: Islam dan Spirit Kenabian dalam Konteks Pluralisme Agama

Berikut ini adalah kutipan bait-bait dalam puisi Bangkit tersebut:


Bangkit itu Susah…
Susah melihat orang lain susah
Senang melihat orang lain senang

Bangkit itu Takut…
Takut untuk korupsi
Takut untuk makan yang bukan haknya

Bangkit itu Malu…
Malu menjadi benalu
Malu karena minta melulu

Bangkit itu Marah…
Marah bila martabat bangsa dilecehkan

Bangkit itu Mencuri…
Mencuri perhatian dunia dengan prestasi

Bangkit itu Tidak ada…
Tidak ada kata menyerah
Tidak ada kata putus asa

Bangkit itu aku…
Aku untuk Indonesia-ku

Mau menonton cuplikan videonya? Ini dia:

BACA:  Di Tepian Senja

Nah, selamat berkontemplasi!