Inspeksi kulit yang cermat harus dilakukan, dan penampilan kulit serta luas lesi dari nekrolisis toksik epidermis dicatat. Kulit yang normal di observasi secara ketat untuk menentukan apakah timbul daerah-daerah bula yang baru.
Perembasan cairan dari bula dipantau untuk memantau jumlah, warna dan baunya. Inspeksi rongga mulut untuk mendeteksi pembentukan bula dan lesi yang terkelupas harus dilakukan setiap hari; kondisi pasien di nilai setiap hari untuk menemukan keluhan gatal, terbakar, dan kekeringan pada mata. Kemampuan pasien menelan dan meminum cairan, disamping kemampuan berbicara secara normal, ditentukan.
Tanda-tanda vital pasien dimonitori dan diberikan perhatian khusus terhadap keberadaan serta karakter demam di samping terhadap frekuensi, dalam serta irama pernapasan dan gejala batuk.
Karakteristik dan jumlah sekresi respiratorius dicatat. Pemeriksaan untuk menilai panas yang tinggi, takikardia dan kelemahan serta rasa lelah yang ekstrim sangat penting, karena semua ini menunjukkan proses nekrosis epidermis, peningkatan kebutuhan metabolik dan kemungkinan pelepasan jaringan mukosa gastrointestinal sertarespiratorius.
Volume urin, berat jenis dan warnanya harus dipantau. Tempat pemasangan jarum infus diinspeksi untuk menemukan tanda-tanda infeksi setempat. Berat badan pasien dicatat setiap hari.
Kepada pasien diminta untuk menjelaskan keluhan rasa lelah dan tingkat nyeri yang dirasakannya. Upaya untuk mengevaluasi tingkat kecemasan pasien harus dilakukan. Mekanisme koping dasar yang dimiliki pasien dinilai dan strategi koping yang efektif diidentifikasi.