A. Pengertian
Tumor uterus adalah tumor alat genital yang bersifat neoflasma jinak yang terdapat pada ektoserviks maupun endoserviks-endometrium Atau suatu tumor jinak yang berbatas tegas, tidak berkapsul yang berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous .
Jenis – jenis tumor uterus berdasarkan letaknya
Ektoserviks terbagi atas :
Kista jaringan embrional : berasal dari saluran mesonefridikus wolffi terdapat pada dinding samping ektoserviks. Kista endometriosis yang letaknya suferfisial. Folikel atau kista nabothi yaitu kista retensi kelenjar endoserviks, biasanya terdapat pada wanita multipara, sebagai penampilan servisitis. Kista ini jarang mendapat ukuran besar berwarna putih mengkilat bersih cairan mucus. Kalau kista ini membesar akan menyebabkan nyeri.
Papiloma dapat tunggal maupun multiple seperti kondiloma akuminata. Kebanyakan papiloma ini adalah sisa epitel yang terlebih pada trauma bedah maupun persalinan.
Hemangioma ini jarang terjadi biasanya terletak pada superficial yang dapat membesar pada waktu kehamilan yang dapat menyebabkan metroragi.
Endoserviks terdiri atas:.
adalah suatu adenoma maupun adenofibroma yang berasal dari selaput lender endoserviks. Yang tangkainya dapat panjang keluar dari vulva. Epitel yang melapisi adalah epitel endoserviks yang dapat juga mengalami metaplasi menjadi lebih semakin kompleks.bagian polip ini biasa menjadi nekrosis dan mengalami perdarahan . polip ini berkembang karena pengaruh radang maupun virus.
Endometrium
Polip endometrium sering didapati terutama dengan pemeriksaan histeroskopi. Polip berasal antara lain dari adnoma, adenofibroma, mioma , submukusum, plasenta.insiden tidak diketahui paling sering pada perempuan berumur 30-59 tahun. Kurang dari sepertiga memperllihatkan endometrium fungsional. Bisa memperlihatkan hyperplasia kistik. Bisa menonjol melalui serviks.
Adenoma- adenufibroma yang biasannya terdiri dari epitel endometrium dengan stroma yang sesuai dengan daur haid. Adenoma ini biasanya merupakan penampilan hyperplasia endometrium, dengan konsistensi lunak dan berwarna kemerah merahan . Gangguan yang sering ditimbulkan adalah metroragi sampai menometroragi, infertilitas.Pula mempunyai kecenderungan kambuh kembali.
Mioma submukosum:sarang mioma dapat tumbuh bertangkai dan keluar dari uterus menjadi mioma yang dilahirkan. Tumor berkonsistensi kenyal berwarna putih
Polip plasenta: berasal dari plasenta yang tertinggal setelah partus maupun abortus. Polip plasenta menyebabkan uterus mengalami sub-involusi yang menimbulkan perdarahan.
Miometrium
Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya ,sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah fibromioma,leiomioma, ataupun pibroid.
Berdasarkan otopsi novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih banyak.Mioma uteri belum pernah terjadi sebelum menars. Setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih tumbuh.
C. Etiologi
· Wanita dengan nullypara ( wanita kurang subur ).
· Etiologi secara pasti tidak diketahui
· Tetapi ada korelasi antara pertumbuhan tumor dengan peningkatan reseptor estrogen-progesteron pada jaringan mioma uteri dan juga dipengaruhi oleh hormone pertumbuhan.
· faktor genetic
· Resiko tinggi wanita dengan umur diatas 35 tahun
D. Patofisiologi
Sarang mioma diuterus dapat berasal dari serviks uterus hanya 1-3%, sisanya adalah dari korpurs uterus.
Menurut letaknya,mioma dapat kita dapati sebagai:
– Mioma submukosum : berada dibawah endemetrium dan menonjol kedalam rongga uterus. Mioma submukosum dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks (myomgeburt). Mioma subserosum dapat tumbuh diantara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intraligameter.
– Mioma intra mural : mioma terdapat diding uterus diantara serabut mioma meometrium.
– Mioma subserosum : apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa. Mioma subserosum dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri Dario uterus, sehingga disebut wandering / parasitic fibroid. Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus. Mioma pada servik dapat menonjol kedalam saluran servik sehingga ostium uteri eksternum berbentuk bulan sabit. Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri atas berkas otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti konde/ pusaran air ( whorl like pattern), dengan pseudokapsule yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak karena pertumbuhan sarang mioma ini. Dengan pertumbuhan mioma dapat mencapai berat lebih 5 kg. jarang sekali mioma ditemukan pada wanita subur berumur.
– 20 thn, paling banyak pada umur 35 – 45 tahun ( kurang lebih 25%). Pertumbuhan mioma diperkirakan memerlukan waktu 3 tahun agar dapat mencapai ukuran sebesar tinju, akan tetapi beberapa kasus ternyata tumbuh cepat. Setelah menopause banyak mioma menjadi lisut hanya.
– 10 % saja masih tumbuh lebih lanjut.
E. Manifestasi klinik
Gejala yang dikeluhkan sangat tergantung pada tempat sarang mioma berada (serviks, intramural,submukus,subserus), besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi.
Gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut.
Perdarahan abnormal
ganguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore,menoragia dan dapat juga terjadi metroragia.
Rasa nyeri
yang timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma,yang disertai nekrosis dan peradangan.
Gejala dan tanda penekanan.
Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan pada kandung akan menyebabkan poliuri, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada penekanan dapat menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah dan pembuluh limfe dipanggul dapat menyebabkan edema tungkai.
Adanya rasa penuh atau berat pada perut bagian bawah dan teraba massa yang padat kenyal.
Gangguan haid atau perdarahan abnormal dari uterus yaitu hipermenore, metroragi, dismenorea
Rasa nyeri akibat torsi atau mengalami degenerasi
Infertilitas
Abortus
F. Pemeriksaan diagnostic
· Pemerikasaan pelvis mendeteksi pembesaran uterus
· USG abdominal dan transvaginal dapat membantu menegakkan dugaan klinis.
· Aspirat endoservikal menunjukan sel abnormal.
· Biopsi endometrial.
· Dilatasi dan kuretase merupakan alat diagnostik yang paling akurat.
· Pemeriksaan tambahan meliputi pemeriksaan metastatik (sinar X dan sitoskopi).
G. Komplikasi
· Degenerasi ganas
Mioma uteri yang menjadi leimiosarkoma ditemukan hanya 0,32 – 0,6 % dari seluruh mioma serta merupakan 50 – 70 % dari semua sarcoma uterus.
· Torsi (putaran tangkai)
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut hingga mengalami nekrosis, kemudian terjadilah sindrom abdomen akut.
· Mioma uteri dapat mempengaruhi kehamilan, menyebabkan infertilitas: resiko terjadinya abortus bertambah karena distorsi rongga uterus khususnya pada mioma sub mukosum, letak janin menghalangi kemajuan kehamilan karena letaknya pada serviks uteri menyebabkan inersia maupun autonia uteri.
Penanganan secara umum
Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah, 55 % dari semua mioma uteri tidak membutuhkan pengobatan dalam bentuk apa pun, terutama apabila mioma itu masih kecil dan tidak menimbulkan gangguan atau keluhan. Pemberian GnRHa (buseriline acetate) selam 16 minggu pada mioma uteri menghasilkan degenerasi hialin di miometrium hingga uterus dalam keseluruhannya menjadi lebih kecil.
Pengobatan operatif. Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus, hal ini dapat dikerjakan pada mioma sub mukosum pada myom geburt dengan cara ektirvasi pada vagina. 25 – 35 % memerlukan histerektomi (per abdominal atau per vaginam) tindakan ini dilakukan dengan alasan mencegah akan timbulnya karsinoma servisis uteri. Penanganan operatif ini dilakukan bila ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus , pertumbuhan tumor cepat, bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya, penekanan pada jaringan sekitarnya.
Radioterapi. Tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga penderita mengalami menopause. Tindakan ini dilakukan jika tidak ada keganasan pada uterus.
Penanganan konservatif dilakukan bila mioma yang kecil pada pra dan post menopause tanpa gejala.
I. Askep keperawatan Tumor uterus
1. Pengkajian
a. Aktifitas istirahat
Gejala : Gangguan tidur/istirahat, lemah.
Tanda : Takikardia dan takipneu pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas.
b. Sirkulasi
Tanda : Hipotensi/hipertensi (termasuk hipertensi maligna).
c. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih, nyeri tekan abdomen, konstipasi.
Tanda : Abdomen keras (distensi abdomen).
d. Integritas ego
Gejala : Stress, masalah financial yang berhubungan dengan kondisi.
Tanda : Ansietas.
e. Makanan dan cairan
Gejala : Penurunan berat badan.
Tanda : Mulut kering, turgor jelek.
f. Neorosensori
Gejala : Sakit kepala
Tanda : Menurunnya kekuatan otot.
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang/berat).
Tanda : Wajah meringis.
h. Pernafasan
Gejala : Sesak pada dada, nafas pendek yang progresif.
Tanda : Takipneu.
i. Seksualitas
Gejala : Keinginan untuk kembali seperti fungsi normal.
Tanda : Menstruasi tidak teratur.
j. Keamanan
Gejala : Adanya perasaan cemas.
k. Interaksi social
Gejala : Mempertanyakan kemampuan untuk mandiri, tidak mampu membuat rencana.
Tanda : Perubahan pada interaksi keluarga/orang terdekat.
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri b/d pembesaran uterus ( tekanan pada jaringan sekitar, stimulasi ujung saraf parasimpatis dan simpatis.
b. Gangguan dalam eliminasi BAB dan BAK b/d penekanan pada kandung kemih dan vecalis
c. Gangguan pola tidur b/d nyeri
d. Ansietas b/d ancaman yang dirasakan pada diri
e. Kurangbpengetahuan b/d kurang imformasi dan mispersepsi tentang penyakitnya
f. Resiko pola napas tidak efektif b/d pergeseran diagpragma karena pembesaran uterus.
3. Intervensi keperawatan
1. Nyeri b/d pembesaran uterus ( tekanan pada jaringan sekitar, stimulasi ujung saraf parasimpatis dan simpatis.
Kriteria hasil; Mengindentifikasi atau menggunakan tekhnik untuk mengontrol nyeri
* Kaji derajat ketidak nyamanan melalui isyasarat verbal dan nonverbal, perhatikan pengaruh budaya terhadap pengaruh nyeri
Rasional : Tindakan dan reaksi nyeri adalah individual dan berdasarkan pengalaman masa lalu, serta memahami perubahan fisiologis dan latar belakang budaya
* Bantu dalam penggunaan teknik pernapasan atau relaksasi yang tepat dan masase abdomen.
Rasional : Dapat memblok imfuls nyeri dalam kortes serebri
* Bantu tindakan kenyamanan misalnya istirahat punggung perubahan posisi, pertikaran linen
Rasional : Meningkatkan relaxsasi dan meningkatkan perasaan sejahtrah dan posisi miring kiri menurunkan tekanan uterus pada vena kava tetapi perubahan posisi secara realisti mencegah iskimia jaringan atau kekakuan otot dan meningkatkan kenyamanan.
* Berikan informasi tentang ketersediaan realistic serta realistic efek samping
Rasional : Memungkinkan klien membuat pilihan persetujuan tentang cara pengontrolan rasa nyeri
* Berikan realistic seperti alfaprodin hidroklorida ( nisentil ) atau meperidin hidroklorida ( Demerol ) melalui IV atau IM
Rasional : Pemberian dengan cara IV disukai karena menjamin pemberian analgesic lebih cepat dan absorsinya seimbang.
2. Gangguan dalam eliminasi BAB dan BAK b/d penekanan pada kandung kemih dan rectum
Kriteria hasil : Dapat mengosongkan kandung kemih pada setiap berkemih serta pola defikasi yang optimal
* Kaji fungsi urinarius, perhatikan frekuensi dan jumlah berkemih per hari dan perasaan kandung kemih penuh.
Rasional : Berkemih harus dalam jumlah sedang untuk dapat dikatakan cukup.
* Diskusikan kebutuhan dan penggantian cairan normal.
Rasional : 6-8 gelas cairan per hari membantu mencegah statis.
* Perhatikan riwayat trauma kandung kemih.
Rasional : Faktor-faktor ini memperberat infeksi akibat perubahan pada pola eliminasi.
* Anjurkan klien untuk rendam duduk (dalam air hangat) atau menggunakan mandi pancuran hangat bila ia sulit berkemih.
Rasional : Air hangat yang dialirkan di atas tubuh atau relaksasi perineum dan uretra memudahkan berkemih.
* Evaluasi sifat dan beratnya masalah yang berkenaan dengan defekasi.
Rasional : Membantu menetukan kebutuhan-kebutuhan individu dan memilih intervensi yang tepat.
* Tentukan metode-metode yang digunakan untuk memperbaiki konstipasi.
Rasional : Setiap upaya harus di buat untuk menggunakan diet dan latihan untuk meningkatkan fungsi usus.
* Tinjau ulang masukan diet dan cairan, anjurkan peningkatan masukan cairan, buah-buahan dan sayur-sayuran.
Rasional : Merangsang peristaltic, menurunkan absorbsi air berlebihan dari bahan fecal, sehingga meningkatkan feses yang lebih lunak.
* Catat adanya hemoroid/perdarahan.
Rasional : Perdarahan atau nyeri hemoroid dapat meningkatkan kemungkinan bahwa klien akan menunda defekasi yang akan memperberat konstipasi dan feses kering dan cairan lebih banyak di absorbsi dari feses.
3. Gangguan pola tidur b/d nyeri
Kriteria hasil; Melaporkan rasa sejahtera dan istirahat.
* Kaji tingkat kelelahan dan kebutuhan untuk istirahat
Rasional : Dengan mengetahui tingkat kelelahan klien dapat memberikan intervensi yang tepat sesuai kebutuhan
* Kaji factor-factor bila ada yang mempengaruhi istirahat. Organisasikan perawatan untuk meminimalkan gangguan dan memberi istirahat serta periode tidur yang ekstra
Rasional : Dapat membantu meningkatkan istirahar, tidur dan relaksasi sehingga terpenuhi kepenuhan tidurnya.
* Kaji lingkungan rumah, bantuan dirumah, dan anggota keluarga yang lain.
Rasional : Bantu klien dalam merencanakan periode tidur atau istirahat pada siang hari secara realistic.
* Berikan obat obatan misalnya analgesic
Rasional : Mungkin diperlukan untuk meningkatkan relaksasi dan tidur sesuai kebutuhan.
* Anjurkan klien untuk menggunakan tablet vitamin dan besi setiap hari dan pilih diet dengan tepat
Rasional : Membatu memperbaiki kadar Hb diperlukan untuk transport O2 dan meningkatkan pemulihan.
4. Ansietas b/d ancaman yang dirasakan pada diri
Kriteria hasil; Melaporkan ansietas berkurang serta dapat diatasi dan nampak rilex
* Jelaskan prosedur intervensi keperawatan dan pertahankan komunikasi terbuka
Rasional : Pengetahuan untuk realist aktivitas ini dapat menurunkan rasa takut dari ketidaktahuan
* Anjurkan pengguanaan tekhnik relaxsasi.
Rasional : Memungkinkan klien mendapatkan keuntungan maximal dari priode isterahat, mencegah kelelahan otot dan memperbaiki aliran darah uterus.
* Anjurkan pengungkapan rasa takut
Rasional : Dapat membantu menurunkan ansietas dan merangsang identifikasi perilaku koping.
* Tentukan tingkat ansietas klien dan sumber dari masalah
Rasional : Pelaksanaan operasi mungkin dipandang sebagai suatu kegagalan dalam hidup klien.
* Bantu klien atau pasangan mengindentifikasi mekanisme koping yang lasim dan perkembangan strategi koping baru jika dibutuhkan.
Rasional : Membantu memfasilitasi adaptasi yang positip serta mengurangi perasaan ansietas.
* Berikan imformasi yang akurat tentang keadaan klien
Rasional : Hayalan yang disebabkan oleh kurangnya imformasi atau kesalah pahaman dapat meningkatkan tingkat ansietas.
5. Kurang pengetahuan b/d kurang imformasih dan mispersepsi tentang penyakitnya
Kriteria hasil; Meningkat pemahaman tentang proses penyakitnya.
* Tinjau ulang tengtang imformasi yang diterima dan berikan informasi atau perjelas kesalahan konsep bila perlu.
Rasional : Pengulangan imformasi membantu memberikan kesempatan untuk diskusi tentang ide – ide dan masalah – masalah.
* Diskusikan harapan klien mengenai pekerjaan, keluarga dan kebutuhan – kebutuhannya sendiri
Rasional : Keseimbangan kebutuhan-kebutuhan yang banyak dapat berlebihan khususnya bila harapan klien atau keluarga yang tidak realistic.
* Bantu dalam mengembangkan rencana-rancana realistic, Indentifikasi sumber – sumber dan penyusunan tujuan.
Rasional : Pembagian tugas dan tanggung jawab membantu menurunkan kelelahan individu, meningkatkan adaftasi dan meningkatkan kesejahteran umum.
6. Resiko pola napas tidak efektif b/d pergeseran diagfragma karena pembesaran uterus.
Kriteria hasil; Mendemonstrasikan prilaku yang mengoptimalkan fungsi pernapasan
* Kaji status pernapasan klien.
Rasional : Menentukan luas atau beratnya masalah yang terjadi meskipun kapasitas vital meningkat fungsi pernapasan diubah saat kemampuan diagfragma untuk turun pada saat inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.
* Kaji kadar hemoglobin dan hematokrit, tekankan pentingnya masukan vitamin.
Rasional : Kurangnya kadar Hb mengakibatkan kemungkinan anemia dan menurunkan kapasitas pembawa O2.
* Berikan imformasi tentang rasional untuk kesulitan pernapasan dan program aktivitas atau latihan realistic.
Rasional Dapat menurunkan kemungkinan gejala – gejala pernapasan yang berlebihan.
* Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan klien untuk mengurangi masalah, misalnya : postur yang baik, makan sedikit tapi sering, dengan menggunakan posisi semi fowler untuk duduk atau tidur bila gejala berat
Rasional : Postur yang baik dan makan sedikit membantu memaksimalkan penurunan diagfragma, meningkatkan kertersediaan ruang untuk ekspansi paru. Perubahan posisi tegak dapat meningkatkan ekspansi paru .
4. Implementasi
Pada tahap implementasi atau pelaksanaan dari asuhan keperawatan meninjau kembali dari apa yang telah direncanakan / intervensi sebelumnya, dengan tujuan utama pada pasien dapat mencakup pola napas yang efektif, peredaan nyeri, mempertahankan pola eliminasi yang baik, pemenuhan istirahat tidur yang adekuat, pengurangan kecemasan, peningkatan pengetahuan.
5. Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari intervensi yang telah ditetapkan adalah:
1. Apakah klien dapat menunjukkan tanda peredaan nyeri
2. Apakah klien dapat mempertahankan pola eliminasinya
3. Apakah klien dapat mempertahankan istirahat yang adekuat
4. Apakah klien mampu menunjukkan penurunan perasaan cemas.
5. Apakah klien menunjukkan peningkatan pengetahuan mengenai penyakitnya.
6. Apakah klien dapat mempertahankan pola napas yang efektif
DAFTAR PUSTAKA
1. Brunner dan Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Vol 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2001.
2. Murah manoe, Dr,IMS, SPog, Pedoman diagnosis dan terapi obstetric dan ginekologi, Rs umum pusat ujung pandang,1999
3. Marilyn E Dounges and Moorhouse dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi3, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta, 1999.
4. Marilyn E Dounges and Moorhouse . 1999. Rencana perawatan maternal/bayi, edisi2, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta, 2001
5. Sarwono prawiharjdo, Prof. Dr. dr, Ilmu kandunagan, edisi 2, cetakan ketiga, Jakarta, 1999.