Cara Menangani Listrik Sesuai Prosedur K3


https://ilmukesehatan.com/k3Sebenarnya listrik digunakan pada setiap lokasi. Setiap orang sudah terbiasa dengannya, tetapi tidak semuanya ingat bahwa listrik dapat mematikan. Sistem dan peralatan listrik harus dipilih, dipasang, digunakan dan dipelihara dengan baik.

Peralatan listrik yang digunakan di lokasi bangunan terutama adalah peralatan tangan berkekuatan dan berbagai peralatan portabel, dengan penggunaannya yang terkadang keras sehingga dapat mengakibatkan rusak dan menjadi berbahaya.


Peralatan modern dengan isolasi ganda memberikan perlindungan yang baik tetapi plug kabelnya memerlukan pengecekan secara teratur karena rawan rusak. Bila mungkin menghilangkan resikonya.

1. Peralatan tanpa kabel atau peralatan dioperasikan dengan tegangan 11 Volt dengan yang pelindung masa sehingga tegangan maksimum ke masa tidak lebih dari 55 Volt, akan secara efektif menghilangkan resiko terhadap kematian dan mengurangi cedera pada kecalakaan akibat listrik. Untuk keperluan lainnya seperti penerangan, tetap dapat menggunakan tegangan rendah yang lebih aman.

 

2. Bila menggunakan tegangan utama, resiko cedera akan tinggi bila peralatan ringan dan sebagainya dalam kondisi buruk. Pemutus arus diperlukan untuk memastikan bahwa aliran akan terputus dengan segera bila terhubung dengan suatu bagian bermuatan.

3. Peralatan pemutus arus harus dipasang dan dirawat untuk menyelamatkan kehidupan bila terjadi kecelakaan. Peralatan ini harus bebas dari kotoran dan debu dan terlindung dari getaran dan keruskan makanis. Harus diperiksa setiap hari dengan mengoperasikan tombol test.

4. Bila jaringan permanen sedang ditingkatkan kemampuannya sebagai bagian dari pekerjaan, pastikan bahwa jaringannya permanen. Biasanya dipasang alat pemutus arus pada suplai arus masuk yang baru.

5. Sistem perlistrikan harus diperiksa dan dirawat secara teratur. Pemeriksaan secara visual dapat mendeteksi 95% dari kekurangan atau kerusakan peralatan.

6. Sebelum menggunakan peralatan tangan dengan tegangan 230 Volt maka perlu diperiksa bahwa:

a. Tidak ada kabel yang terbuka

b. Penutup kabelnya tidak rusak dan tidak terpotong atau tergores.

c. Tidak ada sambungan pada kabel yang tidak standar

d. Bagian luar kotak peralatan tidak rusak atau lepas dan semua sekrup terpasang dengan baik

e. Tidak ada tanda bekas terbakar atau terlalu panas pada plug, kabel atau peralatan.

f. Pemutus arus bekerja dengan efektif, periksa setiap hari dengan menggunakan tombol test.

g. Para pekerja diinstruksikan untuk melaporkan dengan segera setiap kerusakan dan hentikan penggunaan peralatan atau kabel begitu keruasak terlihat. Pimpinan juga harus mengupayakan suatu inspeksi resmi mingguan secara visual peralatan portabel 230 Volt.

h. Perawatan peralatan yang rusak harus segera dilakukan begitu keruasakannya diketahui.

Pada beberapa kekurangan, seperti terjadinya kehilangan hubungan massa akibat kerusakan kabel atau kehilangan daya didalam peralatan, kerusakan pada isolasi dan pencemaran didalam (misalnya, debu yang mengandung partikel-partikel logam dapat menyebabkan hubungan pendek bila masuk kedalam peralatan), tidak akan terlihat melalui inspeksi secara visual.

Untuk mengidentifikasi masalah ini, perlu adanya suatu program inspeksi dan test. Inspeksi dan test ini harus dilakukan oleh petugas yang telah terlatih.

Seperti halnya test yang merupakan bagian dari program perawatan, maka inspeksi dan test juga dilakukan:

a. Bila ada dugaan bahwa peralatan mungkin ada yang salah, rusak atau tercemar tetapi hal ini tidak dapat dipastikan melalui inspeksi secara visual.

b. Setelah melakukan perbaikan, modifikasi atau pekerjaan yang sejenis pada peralatan, yang dapat berdamapak pada keselamatan listrik.