Dari sudut pandang kesehatan makro, sejak diterimanya Health for all (HFA) 2000 pada tahun 1977, the European tergets pada tahun 1984 dan Ottawa charter pada tahun 1986, banyak negara mengembangkan kebijakan kesehatan yang difokuskan pada promosi kesehatan. Perubahan yang nyata adalah fokus dari outcomes faktor resiko menjadi determinan kesehatan, dari parameter jumlah menjadi aksi/upaya yang dilakaukan,serta dari penetapan apa yang penting dan merupakan tanggung jawab bagi sektor kesehatan menjadi multi sektor sosial lainnya.
Maka dalam perkembangannya untuk mencapai obyektif keilmuan dan upaya K3, selain dilakukan upaya proteksi terhadap pekerja melalui hirarki pengendalian dan manajemen resiko, juga dilakukan upaya promosi melalui kegiatan peningkatan derajat kesehatan yang lebih terkait dengan perilaku hidup dan perilaku bekerja. Dengan memperkenalkan konsep hidup sehat/Wellnes,yaitu dengan membantu pekerja mengidentifikasi resiko kesehatannya,lalu mengajarkan bagaimana memodifikasi perilaku untuk menghilangkan resiko kesehatan tersebut.
Di indonesia belum ada data tentang pelaksanaan PKDTK, namun beberapa perusahaan besar telah melaksanakan beberapa program,seperti program stop rokok, penurunan berat badan dan kegiatan olah raga. Di amerika, PKDTK semakin dikenal; survey nasional pada tahun 1992 menunjukkan 80% perusahaan swasta yang mempunyai 50 pekerja atau lebih, telah melasanakan minimal satu program PKDTK.