DERMATOMIOSITIS DAN POLIMIOSITIS
Jangan Lewatkan:
DASAR KELAINAN:
Peradangan difus pada otot lurik dan kulit yang tidak diketahui sebabnya, termasuk penyakit autoimun.
I. DIAGNOSIS
A. Keluhan pokok
– Mengenai perempuan umur pertengahan.
– Sulit berdiri setelah duduk.
– Sulit bersisir.
– Demam.
– Lemah badan.
– Berat badan menurun.
B. Tanda penting
– Kelemahan otot-otot proksimal (bahu dan panggul) bilateral.
– Kelemahan ekstremitas.
– Dapat mengenai otot faring, laring, pernapasan Sehingga mengakibatkan disfagi, disfoni, gagal napas.
– Artralgi, mialgi.
– Fenomena Raynaud.
– Kalsifikasi subkutan.
– Jari-jari bengkak.
– Papul di atas sendi jari.
– Bercak diskolorasi merah muda pada muka dan buku jari (bercak heliotrop).
– Edema perorbital dan bercak heliocrop palpebra superior (tanda khas).
– Bencak merah sampai ungu bersisik pada bagian dorsal artikulasi interfalangeal dan metakarpofalangeal (tanda dari Gottron), sangat mencurigakan.
– Dapat terjadi perdarahan atau perforasi usus.
C. Pemeriksaan laboratorium
– Enzim otot (CPK, Creatine phosphokinase/LDH) meningkat.
– ANA (Antinuclear antibodies) positif.
– LED meningkat.
– SGOT/SGPT meningkat.
D. Pemeriksaan khusus
– Biopsi otot.
– Elektromiografi (EMG).
– Radiologi.
II. KOMPLIKASI
1. Hipokalemia.
2. Kardiomiopati.
3. Gagal napas.
4. Sepsis.
III. PENATALAKSANAAN
A. Terapi umum
1. Istirahat
2. Diet
3. Medikamentosa
Oba pertama:
– Kontikosteroid: prednison 40—60 mg/hari lalu diturunkan perlahan sampai 5—15 mg/hari.
Obat alternative:
– Imunoglobulin 0,4 g/kg berat badan selama 5 hari.
Obat sitotoksik:
– Azathioprine.
– Metotreksat 0,5 mg/kg berat badan mulai dari 10 mg kemudian meningkat.
4. Fisioterapi
B. Terapi komplikasi —
IV. PROGNOSIS
– Kurang baik.
– Bila mengenai umun muda prognosisnya baik.
– Kematian umumnya karena komplikasi pada paru, ginjal dan jantung.