Penyakit hipertiroid atau Hipertiroidisme adalah suatu kondisi di mana kelenjar tiroid terlalu aktif sehingga memproduksi hormon tiroid secara berlebihan. Sedangkan GERD (Gastroesophageal reflux disease) merupakan penyakit seputar pencernaan kronis.
Jangan Lewatkan:
Terjadinya GERD saat asam lambung Anda naik ke kerongkongan yang menyebakan terjadinya iritasi reflux pada lapisan kerongkongan maka terjadilah GERD.
Tanda-tanda atau gejala pada Hipertiroid dan GERD
Hormon tiroid mengontrol metabolisme, sehingga jumlah hormon T4 atau T3 yang berlebihan menyebabkan peningkatan metabolisme tubuh atau kita sebut dengan hipermetabolik. Orang dengan penyakit hipertiroid biasanya akan memiliki detak jantung yang cepat, penurunan berat badan, dan tidak tahan panas karena selalu gerah.
Selain itu dapat juga mengalami peningkatan tekanan darah, gugup, tremor (gemetaran), berkeringat banyak, merasa gampang lapar, gelisah, dan mengalami kesulitan berkonsentrasi. Buang air besar bisa lebih sering dan wanita mungkin memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur (sering telat).
hipertioid-melotot Kelenjar tiroid dapat terlihat membesar atau sering kita sebut dengan gondok. Jika penyebabnya adalah penyakit Graves, maka akan terlihat mata pasien tampak cukup menonjol (melotot) yang disebut exophthalmos.
Gejala hipertiroid lainnya termasuk:
- Kelemahan
- Denyut jantung tidak teratur Sulit tidur
- Gatal
- Rambut rontok
- Mual dan muntah
- Perkembangan payudara pada pria (Ginekomastia)
Hipertiroidisme juga bisa menyebabkan fibrilasi atrium, aritmia berbahaya yang dapat menyebabkan stroke. Gagal jantung kongestif juga dapat terjadi. Segeralah ke dokter apabila mengalami pusing, sesak napas, kehilangan kesadaran, atau detak jantung cepat dan tidak teratur.
Sedangkan untuk GERD tanda dan gejalanya dapat diketahui dengan:
- Sebuah sensasi terbakar di dada (heartburn), kadang-kadang menyebar ke tenggorokan Anda, bersama dengan rasa
- Asam di mulut Anda
- Sakit dada
- Kesulitan menelan (disfagia)
- Batuk kering
- Suara serak atau sakit tenggorokan
- Regurgitasi makanan atau cairan asam (acid reflux)
- Sensasi benjolan di tenggorokan Anda
Penyebab Hipertiroid
Berbagai kondisi dapat menjadi penyebab hipertiroid. Penyakit yang paling sering menyebabkan hipertiroidisme adalah penyakit Graves (penyakit autoimun), di mana tubuh membuat antibodi yang disebut thyroid-stimulating immunoglobulin (TSI) yang menyebabkan kelenjar tiroid memproduksi terlalu banyak hormon tiroid.
Selain itu hipertiroid juga bisa disebabkan oleh gondok beracun atau multinodular goiter (toxic goiter), yang merupakan benjolan atau nodul di kelenjar tiroid yang menyebabkan tiroid memproduksi hormon tiroid dalam jumlah yang berlebihan.
Sedangkan penyebab GERD
Perbatasan antara esofagus dan lambung terdapat sphincter, yakni otot melingkar yang dapat mengencang (menutup) dan mengendur (membuka).
Faktor-faktor risiko atau kondisi yang bisa menjadi penyebab GERD adalah:
- Obesitas atau kegemukan
- Hernia hiatus
- Pengosongan lambung yang tertunda kehamilan
- Merokok
- Mulut kering
- Asma
- Diabetes melitus
- Gangguan jaringan ikat, seperti skleroderma
Pengobatan Hipertiroid dan GERD
Hipertiroid dapat diobati dengan menggunakan Obat antitiroid, yodium radioaktif dan Methimazole namun, obat methimazole dapat memiliki efek samping, seperti menurunkan jumlah sel darah putih. Obat Beta-blocker (propranolol) dapat membantu untuk mengontrol denyut nadi cepat, berkeringat, kecemasan, dan tekanan darah.
GERD (Gastroesophageal reflux disease) dapat diatasi dengan dua cara yaitu dengan minum obat GERD dan mengubah gaya hidup.
Untuk obat:
- Antasida
- H2 Receptor Blocker
- Inhibitor pompa proton
- Penguat Sfingter
Selain Obat GERD diatas diperlukan juga pengubahan gaya hidup untuk mengurangi penyakit GERD, antara lain:
- Berat Badan Ideal
- Hindari Pakaian ketat.
- Hindari makanan dan minuman Pemicu
- Makan Porsi Kecil
- Jangan Berbaring Setelah Makan
- Jangan merokok
Demikian untuk masalah perbedaan antara gerd dengan hipertiroid semoga bermanfaat untuk Anda