Pemeriksaan Keputihan

Pemeriksaan KeputihanKeputihan.

Keputihan adalah semua pengeluaran cairan alat genitalia yang bukan darah. Keputihan bukan penyakit tersendiri, tetapi merupakan manifestasi gejala dari hampir semua penyakit kandungan.


Oleh karena itu, penyebab utama keputihan harus dicari dengan melakukan anamnesa (wawancara), pemeriksaan kandungan, dan pemeriksaan laboratorium.

 

Anamnesa keputihan (beser putih)

1. Sejak kapan terjadinya

2. Bagaimana hubungannya dengan menstruasi

3. Apakah disertai gatal

4. Apakah berbau

5. Apakah disertai gumpalan

6. Apakah bercampur darah

BACA JUGA:  Diagnosis dan Patologi Pertumbuhan Mioma Uteri

7. Apakah disertai badan panas

8. Apakah disertai rasa nyeri di bagian bawah

9. Apakah disertai kontak berdarah

10. Apakah sedang hamil

11. Pada anak kemungkinan benda asing dalam vagina.

Keputihan fisiologis dijumpaim pada keadaan menjelang menstruasi, pada saat keinginan seks meningkat, dan pada waktu hamil. Keputihan bukan penyakit, tetapi gejala dari berbagai penyakit sehingga memerlukan tindak lanjut untuk menegakkan diagnosis melalui:

1. Pemeriksaan inspekulo

BACA JUGA:  Mengkonsumsi Tiga Asupan Sebelum Berolahraga

Pemeriksaan speculum untuk mencari penyebab keputihan:

a. Dari mana asalnya keputihan.

  • Mulut rahim
  • Hanya bersifat local dalam vagina.

b. Bagaimana dinding vagina.

  • Warnanya
  • Apakah terdapat bintik merah, seperti digigit nyamuk
  • Apakah keputihan bergumpal atau encer
  • Apakah keputihan melekat pada dinding vagina.

c. Bagaimana mulut rahim

  • Apakah tertutup oleh keputihan
  • Apakah terdapat perlukaan
  • Apakah mudah berdarah.

2. Pemeriksaan laboratorium

Penyebab keputihan adalah infeksi, benda asing, dan keganasan. Dengan demikian pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan infeksi (trikomonas, kandida albikan, bakteri, spesifik) dan Pap Smear untuk kemungkinan keganasan.

BACA JUGA:  Penyakit Asma yang Menyerang Pernafasan

Bidan dapat melakukan tindakan:

a. Melakukan pertanyaan tentang berbagai masalah keputihan.

b. Melakukan pemeriksaan inspekulo

c. Pengambilan preparat pemeriksaan laboratorium dan Pap Smear.

d. Melakukan konsultasi dengan puskesmas atau dokter ahli.

Perlu pembinaan kerja sama antara bidan dengan puskesmas agar dapat memberi pelayanan dan pengayoman medis yang lebih bermutu dan menyeluruh.