Pernahkah Anda mendengar istilah Fimosis? Dalam artikel ini ilmu penyakit akan membahas masalah penyakit yang menyerang alat kelamin pria ini. Fimosis dikenal dalam dunia kedokteran ialah suatu kondisi di mana terjadi penyumbatan saluran kencing yang diakibatkan oleh penyempitan pada kulit luar. Kondisi ini umumnya dialami oleh anak-anak, meski ada beberapa yang berlanjut sampai dewasa.
Jangan Lewatkan:
Fimosis dapat menyebabkan penumpukan smegma (kotoran hasil sekresi kelenjar kulup) di sekitar kepala kelamin. Penumpukan smegma tersebut dapat mendukung penyebaran berbagai bakteri penyebab peradangan. Jika fimosis menyebabkan kesulitan buang air kecil sehingga urin tertahan di saluran kencing (uretra) maka dapat terjadi infeksi uretra.
Penyebab Terjadinya Fimosis
Fimosis terjadi sebab lubang yang terdapat pada kulup sempit, sehingga terjadi kenyataan “ balloning ” dimana prepusium menggelembung saat buang air kecil sebab desakan pancaran urine yang tidak diimbangi besarnya lubang di ujung prepusium. Akibatnya sisa-sisa urine mengendap dalam prepusium .
Kandungan glukosa yang terdapat pada urine mengundang bakteri buat berkembang biak di dalamnya. Akhirnya terjadilah infeksi saluran kencing. Hal ini menjadi faktor yang menyebabkan perlunya diambil tindakan sirkumsisi atau populernya sunat.
Fimosis juga disebabkan sebab taraf higienitas yang rendah pada waktu buang air kecil dan akhirnya terjadi penumpukan kotoran-kotoran pada glans penis. Kondisi ini mengakibatkan infeksi dan balanitis serta jaringan parut sehingga kulup tidak bisa ditarik ke belakang.
Fimosis umumnya merupakan kelainan bawaan sejak lahir, namun fimosis bisa juga disebabkan oleh hal-hal berikut:
– Terjadinya infeksi dan peradangan yang diakibatkan kurang bersihnya saluran kencing. Menumpuknya kotoran pada ujung saluran kencing memberikan ruang bagi bakteri, kuman dan penyakit buat berkembang biak
– Trauma sebab benturan. Memar dampak benturan juga bisa menimbulkan peradangan yang berujung pada fimosis.
– Infeksi balanitis (infeksi yang terjadi pada kepala kelamin).
Tidak adanya kemampuan kulup buat melakukan peregangan, sehingga ruang di antara kulup dan alat kelamin tidak berkembang dengan baik. Kondisi ini menyebabkan kulup jadi inheren pada kepala kelamin sehingga sulit ditarik ke arah pangkal.
Gejala Fimosis Penis pada Anak
Masalah fimosis ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Oleh sebab itu, sebagai orang tua Anda harus tanggap dalam menangani keluhan anak. Umumnya anak kecil belum dapat mendeskripsikan sakit yang dirasakannya dengan tepat. Andalah yang harus tanggap dalam menyikapi hal ini, dengan cara mengenali tanda dan gejalanya.
Waspadalah bila Anda melihat gejala-gejala fimosis pada anak Anda. Segeralah memeriksakan anak Anda ke dokter terdekat. Gejala-gejalanya antara lain :
– Air kencing anak Anda tak bisa memancar keluar dengan lancar.
– Anak Anda sering memegangi alat kelaminnya
– Anak Anda merasakan nyeri saat buang air kecil
– Penis anak Anda menggembung
– Penis anak Anda memerah.
– Anak Anda sering menderita demam berkepanjangan tanpa karena nan diketahui.
Pengobatan buat Penis nan Mengalami Fimosis
Pengobatan fimosis pada alat kelamin anak ini tergantung dari penyebab fimosis itu sendiri. Pada saat terjadi peradangan dokter akan memberikan homogen antibiotik buat menyembuhkan peradangan itu sendiri, sehingga suhu tubuh tidak bertambah tinggi. Setelah kondisi membaik biasanya dokter akan menyarankan buat dilakukan operasi atau pembedahan.
Umumnya pengobatan yang dilakukan buat mengatasi fimosis ialah dengan melakukan proses pembedahan atau proses mutilasi kulit kulup atau dengan kata lain sirkumsisi atau sunat. Sunat merupakan cara pengobatan yang paling sering dilakukan yaitu dengan melakukan pembedahan pada kepala kulup. Pengobatan dengan cara disunat ini sangat kondusif dan tanpa resiko, bahkan sebaliknya. Umumnya setelah disunat anak akan lebih sehat badannya.
Cara pengobatan yang lain ialah sebagai berikut:
– Mengoleskan krim. Pada kasus fimosis nan disebabkan oleh trauma sebab benturan, biasanya pengobatan yang diberikan ialah dengan memberi krim pada kepala kulup. Krim yang digunakan ialah homogen krim steroid dan non streroid. Namun apabila setelah diberi krim fimosis tidak kunjung sembuh, maka perlu dilakukan inspeksi oleh dokter.
– Melakukan peregangan penis secara perlahan-lahan agar kulup menjadi lebih longgar.
– Membersihkan lubang penis secara rutin, terutama sehabis buang air kecil buat menghindari menumpuknya kotoran pada kepala kulup dan lubang kencing.
Dapatkah Fimosis pada Penis Anak Dicegah?
Fimosis bisa dicegah hanya bila penyebabnya bukan kelainan bawaan, yaitu dengan cara selalu menjaga kebersihannya. Jangan sampai ada kotoran nan mengumpul pada kepala penis maupun sekitarnya. Bersihkan dengan kapas lembut yang telah diberi baby oil atau minyak kelapa dengan mengusapnya lembut. Tarik secara perlahan kepala penis ke bawah hingga tampak lubang penis. Bersihkan lubang itu menggunakan cotton buds yang telah diberi baby oil .
Sedangkan buat fimosis yang merupakan kelainan bawaan tidak bisa dicegah namun bisa diatasi dengan sunat. Namun, sebab anak-anak umumnya tidak dapat diminta buat tenang, biasanya sunat ini dilakukan di meja operasi melalui proses pembedahan dengan pembiusan total.
Dampak Fimosis pada Penis Anak
Ada beberapa akibat atau komplikasi nan bisa timbul dampak fimosis, antara lain :
– Anak merasakan nyeri saat berkemih.
– Penumpukkan kotoran di bawah kulup nan bisa menyebabkan infeksi sekunder dan jaringan parut.
– Terjadi retensi urine.
– Penarikan kulup secara paksa menyebabkan timbulnya rasa nyeri dan parafimosis yaitu pembengkakan pada glans penis .
– Ballonitis yaitu p embengkakan atau radang pada ujung kemaluan.
– Terjadinya infeksi pada saluran kencing kiri dan kanan nan menimbulkan kerusakan ginjal.
– Fimosis meningkatkan resiko terjadinya kanker kelamin.