Penyakit TBC tersebar diseluruh dunia dengan sepertiganya telah terinfeksi, disamping banyak kasus baru (insidensi) kurang lebih 8 juta pertahun dengan angka kematian meningkat sampai 2-3 juta manusia per tahun.
Jangan Lewatkan:
Dilaporkan bahwa diseluruh dunia setiap 18 detik ada seorang yang meninggal akibat penyakit ini. TBC merupakan penyakit infeksi yang paling mematikan dan penyebab kematian nomor dua akibat penyakit infeksi tunggal, setelah penyakit jantung.
Prevalensinya sangat besar di Negara-negara Asia dan Afrika, yang 60-80% dari anak-anak dibawah usia 14 tahun sudah terinfeksi.
Misalnya Filipina dengan prevalensi TBC positif 0,40%, artinya 40 orang di antara 10.000 orang mengidap TBC. Dinegara-negara berkembang pada umumnya infeksi timbul pada masa kanak-kanak.
Di Indonesia dengan prevalensi TBC positif 0,22%, penyakit merupakan salah satu penyakit rakyat penting yang tiap tahun mengambil banyak korban.
Jumlah penderita di Indonesia menduduki peringkat ketiga terbesar setelah India dan China, dengan angka kematian sebesar 175.000 per tahun dan kasus baru 450.000 per tahun.
Pada setiap 100.000 penduduk ada 125 penderita tuberculosis yang menular. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) di Indonesia setiap empat menit satu orang meninggal atau ekivalen dengan kurang lebih 400 kematian setiap hari akibat TBC.
Kawasan Indonesia Timur merupakan daerah yang banyak penderitanya. Prevalensi di NTT adalah 700 per 100.000 penduduk.
Penyakit ini ditemukan terutama di antara rakyat jelata yang gizi makanannya tidak memadai dan hidup dalam keadaan social ekonomi dan hygiene di bawah normal.
Lagi pula krisis ekonomi meningkatkan jumlah penderita, karena daya tahan tubuh berkurang akibat menurunnya asupan gizi dan kualitas lingkungan.
Menurut WHO, penyebaran HIV, virus penyebab AIDS, dikawasan Asia Pasifik meningkatkan kasus TBC. Hal ini dikarenakan HIV merusak system kekebalan tubuh penderita, sehingga meningkatkan peluang terjadinya infeksi oleh kuman TBC.
Mortalitasnya kini berjumlah 3 juta penderita yang setiap tahun semakin meningkat. Hampir dua pertiga dari penderita TBC di seluruh dunia terdapat dikawasan Asia Pasifik. Sisanya banyak terdapat di sub-sahara (Afrika), terutama sebagai infeksi-multiresisten dalam kombinasi dengan AIDS.
Di Negara Barat TBC hampir terberantas seluruhnya setelah dilakukan pengobatan dan vaksinasi intensif pada tahun 1950-an. Namun pada dasawarsa terakhir sudah timbul kembali bersamaan dengan meningkatnya pengidap HIV serta terjadinya resistensi terhadap obat TBC, antara lain disebabkan oleh penyalah gunaan antibiotika.
Bentuk yang paling serius adalah TBC multi drug resisten. Jenis TBC dengan mortalitas tinggi ini disebabkan oleh kuman-kuman yang resisten terhadap dua obat utama (rifampisin dan isoniazid) dan sangat sukar pengobatannya.