Bidan yang mempunyai polindes dapat merawat penderita pre-eklampsia berat untuk sementara, sampai menunggu kesempatan melakukan rujukan sehingga penderita mendapat pertolongan yang sebaik-baiknya.
Penderita diusahakan agar:
1. Terisolasi sehingga tidak mendapat rangsangan suara ataupun sinar .
2. Dipasang infuse glukosa 5%
3. Dilakukan pemeriksaan:
a. Pemeriksaan umum: pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu, dan pernapasan.
b. Pemeriksaan kebidanan: pemeriksaan Leopold, denyut jantung janin, pemeriksaan dalam (evaluasi pembukaan dan keadaan janin dalam rahim).
c. Pemasangan dauer kateter
d. Evaluasi keseimbangan cairan
4. Pengobatan:
a. Sedative: Phenobarbital 3 x 100 mgr, Valium 3 x 20 mgr
b. Menghindari kejang:
i. Magnesium sulfat
• Inisial dosis 8 gr IM, dosis ikutan 4 gr/6 jam
• Observasi: pernafasan tidak kurang 16 menit, refleks patella positif, urin tidak kurang dari 600 cc/24 jam
ii. Valium
• Inisial dosis 20 mgr IV, dosis ikutan 20 mgr/drip 20 tetes/menit
• Dosis maksimal 120 mgr/24 jam.
iii. Kombinasi pengobatan:
• Pethidine 50 mgr IM
• Klorpromazin 50 mgr IM
• Diazepam (valium) 20 mgr IM
iv. Bila terjadi oligouria diberikan glukosa 40% IV untuk menarik cairan dari jaringan, sehingga dapat merangsang dieresis.
5. Setelah keadaan pre-eklampsia berat dapat diatasi, pertimbangan mengakhiri kehamilan berdasarkan:
a. Kehamilan cukup bulan
b. Mempertahankan kehamilan sampai mendekati cukup bulan
c. Kegagalan pengobatan preklampsia berat kehamilan diakhiri tanpa memandang umur.
d. Merujuk penderita kerumah sakit untuk pengobatan yang adekuat.
Jangan Lewatkan:
Mengakhiri kehamilan merupakan pengobatan utama untuk memutuskan kelanjutan pre-eklampsia menjadi eklampsia. Dengan perawatan sementara di polindes, maka melakukan rujukan penderita merupakan sikap yang paling tepat.