Faktor Penyebab Kehamilan Ektopik

https://www.ilmukesehatan.comPerjalanan hasil konsepsi dapat terganggu dalam perjalanan sehingga tersangkut dalam lumen tuba. Tuba fallopi tidak mempunyai kemampuan untuk berkembang dan menampung pertumbuhan janin sehingga setiap saat kehamilan yang terjadi terancam pecah.

Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya karena tempat implantasinya tidak memberikan kesempatan untuk tumbuh kembang mencapai aterm.


Perjalanan klinik kehamilan ektopik bervariasi, sehingga bidan dapat dimintai pertolongan pertama. Oleh karena itu, bidan didaeah pedesaan perlu mengetahui kemungkinan terganggunaya kehamilan ektopik, sehingga dapat melakukan rujukan medis.

 
BACA JUGA:  Kelainan Jiwa Saat Kehamilan

Terdapat dua pengertian yang perlu mendapat perhatian, yaitu kehamilan ektopik ekstrauterin adalah kehamilan yang berimplantasi diluar uterus.

Dengan pengertian ini maka kehamilan pada pars interstitial tuba dan kehamilan pada servikal termasuk kehamilan intrauterine, tetapi mempunyai sifat kehamilan ektopik yang sangat berbahaya. Sebagian besar kehamilan ektopik terjadi pada tuba, jarang terjadi pada ovarium, atau rongga abdomen (perut).

Berdasarkan tempat implantasinya kehamilan ektopik:

1. Pars interstisial tuba

BACA JUGA:  Cara Menentukan dan Memperkirakan Usia Kehamilan

2. Pars ismika tuba

3. Pars ampuralis tuba

4. Kehamilan infundibulum tuba

5. Kehamilan abdominal primer atau sekunder

Kejadian kehamilan ektopik bervariasi pada setiap pusat penelitian atau rumah sakit. Frekuensi ini tergantung dari beberapa factor diantaranya:

1. Pemakaian antibiotika

a. Menyebabkan kesembuhan dari infeksi pada tuba, tetapi lumennya menyempit sehingga memperbesar kejadian hamil ektopik.

b. Pemakaian alat kontrasepsi meningkatkan kejadian hamil ektopik, karena fungsinya menghindari hamil tetapi tidak sekaligus mengurangi kejadian hamil ektopik.

BACA JUGA:  Bagaimana Konsep Pemeriksaan Obstetric

2. Umur penderita hamil ektopik antara 20 sampai 40 tahun dengan puncaknya pada usia sekitar 30 tahun.

3. Variasi frekuensinya antara 1: 125-330 kasus