Tim peneliti asal Prancis menemukan bahwa anjing gembala jenis Belgian Malinois dapat dilatih untuk mendeteksi kanker prostat. Penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan American Urological Association menjelaskan bagaimana dokter di Hospital Tenon, Paris, melatih anjing untuk dapat membaui urin pria dengan kanker prostat maupun bukan penderita. Pada akhirnya, latihan dan studi ini menunjukkan bahwa anjing itu mampu mendeteksi 63 dari 66 sampel dengan benar.
Jangan Lewatkan:
Terdengar aneh, namun inilah kenyataan. Seperti dikutip dalam LiveScience, banyak hewan memiliki sensitivitas yang jauh lebih tinggi dari manusia. Kucing dapat melihat jauh di dalam gelap, gajah dapat mendeteksi jejak langkah gajah lainnya yang begitu jauh, serta banyak lagi. Anjing tentu saja dikenal akan indera pembau yang tajam sehingga digunakan oleh petugas kepolisian untuk mendeteksi obat-obatan, bubuk ledakan, serta mengejar tahanan. Indera penciuman anjing berkisar 100.000 kali lipat dibandingkan manusia dan sel kanker prostat sendiri melepaskan bau yang berbeda.
Pemimpin penelitian Jean-Nicolas Cornu menyebutkan bahwa anjing dapat membaui molekul yang dihasilkan oleh sel kanker. Penelitian ini cukup menjanjikan mengingat nilai berharga dari indentifikasi sel spesifik yang dideteksi oleh anjing. Beberapa ilmuwan yang cukup hati-hati mencatat bahwa penelitian ini berada dalam lingkup yang kecil dan harus direplikasi oleh peneliti lain untuk membuktikan adanya pengaruh yang nyata. Terdapat masalah desain studi yang berpotensi bahwa anjing mungkin saja mengartikan isyarat alam bawah sadar para peneliti tentang sampel kanker maupun yang bukan kanker.
Salah satu penelitian yang dapat menjadi tolak ukur adalah Clever Hans Effect, di mana kuda bernama Hans pada awal 1900-an di Jerman dianggap mampu menyelesaikan soal matematika, membaca, memahami bahasa Jerman, dan kemampuan luar biasa lainnya. Penyelidikan lanjutan mengungkapkan bahwa Hans hanya memberikan ilusi bahwa mampu melakukan tugas-tugas ini karena bereaksi terhadap isyarat halus dan bawah sadar dari sang pelatih. Jika penelitian dapat diuji coba kembali, deteksi sel kanker prostat dengan kemampuan anjing kemungkinan besar lebih akurat dibandingkan dengan pengujian darah yang saat ini digunakan. Uji darah dilakukan dengan mendeteksi kadar protein Prostate-Specific Antigen (PSA) namun memiliki tingkat ketidakakuratan yang cukup tinggi.