Diagnosis anemia pada kehamilan
Jangan Lewatkan:
Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.
Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan salhi dapat digolongkan sebagai berikut:
Hb 11gr% = tidak anemia
9-10 gr% = anemia ringan
7-8 gr% = anemia sedang
< 7gr% = anemia berat
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-ibu hamil di puskesmas.
Bentuk-bentuk anemia
Factor-faktor pembentukan darah adalah sebagai berikut:
a. Komponen (bahan) yang berasal dari makanan terdiri dari:
- Protein, glukosa, dan lemak
- Vitamin B12, B16, asam folat, dan vit C
- Elemen dasar: Fe, ion Cu dan zink
b. Sumber pembentukan darah.
- Sumsum tulang
c. Kemampuan resorbsi usus halus terhadap bahan yang diperlukan
d. Umur sel darah merah (eritrosit) terbatas sekitar 120 hari.
Sel-sel darah merah yang sudah tua dihancurkan kembali menjadi bahan baku untuk membentuk sel darah yang baru
e. Terjadinya perdarahan kronik (menahun):
- Gangguan menstruasi
- Penyakit yang menyebabkan perdarahan pada wanita seperti mioma uteri, polip serviks, penyakit darah
- Parasit dalam usus: askariasis, ankilostomiasis, taenia.
Berdasarkan factor-faktor tersebut diatas, anemia dapat digolongkan menjadi:
1. Anemia defisiensi besi (kekurangan zat besi)
2. Anemia megaloblastik (kekurangan Vitamin B12)
3. Anemia hemolitik ( pemecahan sel-sel darah lebih cepat dari pembentukan)
4. Anemia hipoplastik (gangguan pembentukan sel-sel darah).