Kista Dermoid Sering Menyerang Wanita Muda

Kista Dermoid Pada wanita MudaPenyakit kista dermoid merupakan salah satu penyakit kista yang berisi jaringan tubuh seperti lemak, tulang, gigi, rambut dan lain-lain. Kista jenis ini sering dianggap sebagai salah satu tumor jinak yang biasanya lebih menyerang terhadap wanita muda sehingga banyak yang dari mereka sangat takut dengan penyakit kista dermoid yang sangat mengganggu ini.

Pada Umumnya penyakit kista memang berbahaya, salah satunya adalah kista dermoid. Kista dermoid merupakan suatu kista teratoma jinak (choristoma) yang bersifat kongenital dilapisi oleh keratinizing epidermis dengan struktur dermis di dalamnya, seperti folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea. Kista dermoid berisi cairan sebasea, keratin, calcium dan kristal kolesterol. Sekitar 10-50% kista dermoid merupakan kista dermoid orbital.


Tumor ini umumnya terjadi pada usia muda, di bawah 20 tahun. Hampir 85% teratoma matur terdapat pada usia 16-55 tahun, dengan rata-rata umur 32-35 tahun 1,2. Gejala yang sering timbul adalah adanya masa tumor disertai nyeri perut, gangguan miksi, kadang-kadang nyeri pada punggung. Karakteristik tumor ini berkapsul, tebal, serta berlapiskan epithelial skuamosa dengan ketebalan yang bervariasi. Dinding kista dermoid kadang-kadang ditemukan lekosit endothelial (“pseudoxanthoma cells”).

 
BACA JUGA:  Penyakit Radang dan Pengobatannya

Lapisan atau jaringan isi kista dermoid dapat berupa :

1.   Lapisan ektoderm

Kelenjar keringat, kelenjar apokrin, kelenjar  sebasea, rambut, kadang-kadang
ditemukan sel-sel debris pada lapisan epithelium.

2.   Lapisan mesoderm

Gigi, kartilago, stuktur trakea

3.   Lapisan endoderm (Membran mukosa saluran pencernaan).

Dalam pemeriksaan histopatologis 100 % teratoma matur terdiri lapisan ektodermal, struktur mesodermal 93%, struktur endodermal sekitar 71%.1,2,3 Kista dermoid sering menimbulkan berbagai komplikasi, adapun komplikasi yang sering timbul adalah :

  • Torsi kista.

Torsi kista ini sering menimbulkan  keluhan  akut abdomen yang menetap. Ukuran kista yang bisa menyebabkan torsi adalah kista dengan ukuran yang kecil dan sedang. Menurut Peterson insidensi torsi kista sekitar 16% dan umumnya arah torsi sesuai arah jarum jam.

  • Ruptur kista.
BACA JUGA:  Faktor Resiko dan Gejala Kanker Leher Rahim

Terjadinya ruptur atau perforasi tergantung ketebalan kapsul kista, hal yang mempermudah terjadinya ruptur adalah adanya torsi kista dan bila terjadi ruptur akan menimbulkan peritonitis.

  • Keganasan.

Keganasan terjadi primer berasal dari kista dermoid. Proporsi tipe epidermoid paling sering timbul, sekitar 1-3% kemudian diikuti oleh tipe sarkoma dan melanoma malignan. Prognosis tergantung intak atau tidak intaknya kapsul kista dermoid, bila kapsul kista masih intak dan tidak ada metastase ekstra ovaium maka  prognosis umumnya baik (80%, 5 year salvage). Tumor carcinoid bisa timbul berasal dari sel saluran pencernaan dan bermetastase ke ovarium.

  • Anemia.

Menurut Adcock dkk, anemia hemolitik pernah dilaporkan terdapat pada 15 kasus kista dermoid, hal ini berhubungan dengan pengangkatan masa tumor.2,3,4,

Penatalaksanaan teratoma matur

Tindakan laparoskopi atau laparotomi merupakan pilihan penanganan teratoma matur ini, namun harus dipertimbangkan keuntungan dan kerugiannya. Beberapa peneliti menyebutkan tindakan laparoskopi dapat menyebabkan terjadi tumor spill dan bisa menyebabkan peritonitis 0,2% serta meningkatkan terjadinya perlengketan. Risiko terjadi rekurensi 4% dan risiko keganasan sekitar 0,17-2%.2,3

BACA JUGA:  Seputar Tentang Penyakit Kista

Pada kehamilan dengan teratoma matur, penanganannya sebaiknya dilihat ukuran tumor tersebut serta umur kehamilan. Pada kehamilan kemungkinan terjadi torsi kista 19%, ruptur atau pecahnya  kista teratoma sekitar 3%, 14% menimbulkan obstruksi. Kemungkinan terjadi keganasan sekitar 5%.

Beberapa peneliti merekomendasikan bila besar tumor lebih 6 cm dan umur kehamilan 16 minggu, maka sebaiknya tindakan laparoskopi lebih aman dikerjakan dibandingkan tindakan laparotomi, bahkan pada satu penelitian menyebutkan bisa terjadi abortus spontan serta kemungkinan terjadi peningkatan persalinan preterm.2,3,6,7

Sedangkan penanganan teratoma matur pada anak-anak yaitu dengan cara tradisional (ooforektomi), sedangkan untuk kasus tumor yang ukurannya lebih besar dan dicurigai ada keganasan, maka pendekatan lebih kepada tindakan laparotomi.