Perbedaan Antara Mioma Dengan Kista

Perbedaan Antara Mioma Dengan Kista Kebanyakan masyarakat wanita indonesia mungkin telah banyak mengetahui perihal penyakit kista maupun penyakit mioma, tanpa bisa di pungkiri bahwa penyakit tersebut merupakan salah satu penyakit yang paling mengancam dan berbahaya bagi seluruh wanita indonesia terutama bagi anda yang memang memiliki riwayat akan penyakit tersebut.

Sebelum mengetahui penyakit miom kista ini sebaiknya kita terlebih dahulu mengenali perbedaan antara miom atau mioma dengan kista yang akan di jelaskan artikel kesehatan berikut, simak beberapa uraian yang ada di bawah ini.


Mioma

 

Mioma uteri adalah tumor jinak dari miometrium (otot rahim). Berdasarkan letaknya, mioma uteri bisa dibagi menjadi 3, yakni mioma intramural (di dalam otot rahim), subserosa (dibawah lapisan serous, menonjol ke arah rongga perut),serta juga submukosa (menonjol ke arah rongga rahim).

Kista

Sementara kista indung telur adalah suatu massa berisi cairan, bisa kental seperti gel (mukus), bisa juga cair (serous). Kista ini diproduksi oleh kelenjar-kelenjar yang ada di ovarium, yang tak bisa dikeluarkan. Akhirnya tertampung, dan makin lama makin besar.

Penyebab Mioma

Sebagian ahli berpendapat, mioma uteri terjadi karena adanya perangsangan hormon estrogen terhadap sel-sel yang ada di otot rahim.

BACA JUGA:  Cara Menghilangkan Penyakit Kaskado dengan Cepat

Mioma uteri ini akibat pengaruh estrogen. Makanya, sangat jarang ditemukan pada anak-anak usia pubertas, bahkan nyaris tidak pernah. Anak usia ini, kan, belum ada rangsangan estrogennya. Sementara pada wanita menopause, mioma biasanya mengecil, karena estrogen sudah berkurang.”

Penyebab Kista

Penyebab kista dan endometriosis pun belum diketahui persis . Belum ketahuan, misalnya apakah kista disebabkan oleh kelenjar yang tersumbat sehingga membesar.

Gejala

Banyak wanita belum mengetahui gejala kista yang mereka derita karena beberapa dari gejala kista tersebut hampir samaa. Untuk mengetahui gejala-gejala tersebut, berikut gejalanya yang harus di waspadai :

  • Nyeri haid hebat dan terus menerus.
  • Pembesaran di perut. Kadang-kadang, kalau masih kecil, belum teraba. Tapi, semakin besar, akan makin teraba seperti ada benjolan.
  • Muncul gejala-gejala penekanan akibat pembesaran kista/mioma. Misalnya, ke depan menekan kandung kencing, ke belakang ke rektum. Akibatnya, muncul gangguan buang air besar dan buang air kecil.
  • Pada mioma uteri, jika ukurannya besar, bisa menekan organ-organ sekitarnya.
  • Jika kista bertangkai, bisa muncul nyeri perut tiba-tiba, bahkan muntah-muntah akibat tangkai kista yang terpuntir.
  • Bisa juga membuat luas permukaan endometrium menjadi lebih tebal, sehingga haid jadi lebih banyak. “Ini karena kontraksi rahim berkurang atau terganggu, sehingga perdarahan saat mens lebih banyak.
BACA JUGA:  Cara Terbaik Pencegahan Osteoporosis

Pencegahan dan Pengobatan

Ketika gangguan ini tentu bisa berdampak buruk, tergantung lokasi, ukuran, dan gejala yang ditimbulkan. Misalnya mioma. Jika tidak menimbulkan gejala meski ukurannya besar, ya tidak ada dampaknya. Kista berukuran di atas 4 cm, misalnya, cenderung terpuntir. Jika terpuntir, ia akan kekurangan oksigen dan makanan, sehingga timbul nyeri yang sangat. Ini harus dioperasi.

Untuk mengatasinya, upaya yang dilakukan sekarang lebih ke pencegahan. “Hidup sehat, pola makan dan pola hidup yang baik, lakukan check-up medis minimal setahun sekali untuk ibu-ibu atau wanita yang sudah pernah berhubungan seks. Dengan pemeriksaan teratur, gejala awal bisa terdeteksi lebih dini.

Pada waktu melakukan pap smear, sebaiknya sekalian dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk melihat rahim dan indung telur. “Kalau tidak ada fasilitas USG, bisa dilakukan pemeriksaan dalam. Dilihat rahimnya bagaimana, besarnya normal apa enggak, bentuknya konsisten apa enggak, indung telur kanan dan kiri bagaimana, dan sebagainya. Kalau teraba ada massa, harus hati-hati.”

BACA JUGA:  Mengetahui Jantung yang Bocor

Operasi Pengangkatan

Untuk pengobatan kista atau mioma yang telah terlanjur menginfeksi, salah satunya dapat dilakukan dengan melakukan operasi pengangkatan kista atau mioma tersebut. Namun masalahnya, kita tidak tahu kapan mioma harus diangkat?

Kista atau mioma yang telah menginfeksi dapat di lakukan operasi pengangkatan apa bila :

1.   Bila ukurannya lebih besar dari ukuran kehamilan usia 12 minggu.

2.   Bila mengganggu keadaan umum, misalnya perdarahannya banyak sampai perlu transfusi.

3.   Bila pembesarannya cepat. Misalnya 3 bulan lalu masih 2 cm, sekarang sudah 6 Cm. Bila besarnya lebih dari 4 cm, karena di atas 4 cm, risiko untuk terpuntir besar. Besar kista di atas 4 cm bukan kista folikel.

Kista folikel adalah kista yang pecah setiap menjelang masa subur.Apa bila besarnya di atas 4 cm, biasanya kista fungsional. Pada saat haid, biasanya tidak ada folikel. Begitu saat haid ada massa, berarti kista fungsional.Untuk meyakinkannya, dilakukan USG saat haid