Meskipun kerap menjadi permasalahan klasik, Miss V beraroma tak sedap harus mendapat perhatian dan penanganan yang tepat. Tak perlu langsung panik, karena sebagian perempuan di luar sana juga mengalami atau pernah mengalami hal serupa.
Jangan Lewatkan:
Aroma tak sedap ini tidak saja mengganggu Anda apabila Anda tak peduli dengan perawatan bagian sensitif itu, namun apa jadinya jika sampai diketahui suami atau pasangan Anda?
Setiap ada perubahan yang terjadi pada vagina, hal itu bisa menjadi pertanda awal adanya suatu problema, termasuk perubahan aroma Miss V yang menjadi tidak sedap. Bau yang keluar dari Miss V bisa menjadi pertanda adanya infeksi atau ketidakseimbangan jamur.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab aroma Miss V berbau tidak sedap, antara lain :
- Bacterial Vaginosis (BV)
Merupakan infeksi bakteri paling umum penyebab vagina berbau tak sedap. Di sekitar Miss V terdapat berbagai bakteri, dan bacterial vaginosis adalah pertumbuhan bakteri yang berlebihan di area tersebut. Kebanyakan wanita di usia reproduksinya akan mengalami BV setidaknya satu kali semasa hidup. Penyebab pastinya belum diketahui, tapi seks tanpa kondom dan penggunaan douching yakni menyemprotkan cairan pembersih ke vagina sebaiknya dihindari untuk mencegah kondisinya lebih berbahaya.
Gejala lain BV adalah kulit yang terasa gatal-gatal dan perih di sekitar Miss V. BV biasanya akan sembuh dengan sendirinya, tapi untuk mempercepat penyembuhan, disarankan mengunjungi dokter untuk mendapatkan perawatan guna mencegah kondisi yang lebih serius. Pengobatan BV ini biasanya dengan memakai antibiotik.
- Infeksi Jamur
Infeksi jamur juga umum terjadi dan menyebabkan Miss V beraroma kurang enak. Gejalanya mirip BV, namun diikuti dengan keluarnya cairan kental dan berwarna putih. Pengobatan infeksi jamur tidak memerlukan antibiotik dan bisa disembuhkan dengan perawatan anti jamur yang dilakukan oleh dokter.
- Penyakit Kelamin Menular
Beberapa jenis penyakit kelamin bisa membuat vagina berbau tak sedap, dan umumnya penyebabnya adalah chlamydia dan gonorrhea. Penyakit tersebut terbilang umum dan mudah diobati, tapi bisa menyebabkan komplikasi serius jika telat ditangani. Sayangnya, dua jenis penyakit ini kerap tidak terdeteksi pada tahap-tahap awal karena tidak menimbulkan gejala spesifik. Jadi seringkali baru diketahui ketika keadaannya sudah parah dan sulit untuk diobati.
Gejala paling umum chlamydia dan gonorrhea adalah rasa sakit saat buang air kecil dan keluarnya cairan dari Miss V. Segera temui dokter spesialis jika mengalami salah satu gejalanya dan hindari risikonya dengan absen bercinta sementara waktu atau gunakan kondom saat berhubungan intim.
- Pelvic Inflammatory Disease (PID)
PID terjadi ketika bakteri yang biasanya ditularkan lewat hubungan seksual, berpindah dari vagina ke uterus. PID sering diasosiasikan sebagai penyakit kelamin stadium akhir, seperti chlamydia. PID umumnya tidak terdeteksi sampai mengalami sakit yang kronis atau sulit hamil karena sering tidak menimbulkan gejala yang spesifik. Jika ada gejala, biasanya penderita akan merasakan sakit pada tulang panggul, vagina berbau, keluar banyak cairan Miss V, demam, kelelahan, sakit saat berhubungan seks dan buang air kecil. PID umumnya bisa diobati dengan pemberian antibiotik.
- Miss V Tidak Bersih
Sangat mungkin penyebab bau Miss V tidak sedap karena tidak higienis. Anatomi Miss V sangatlah rumit dan menjaga kebersihannya memang tidak mudah. Disarankan membasuhkan air bersih mulai dari bibir vagina mengarah ke anus, bukan sebaliknya. Hal ini untuk mencegah perpindahan bakteri dari anus ke vagina, juga untuk menghindari infeksi cairan Miss V. Ganti celana dalam dua kali sehari untuk mencegah vagina jadi lembab dan terinfeksi bakteri. Saat haid, ganti pembalut sedikitnya 3 kali sehari.