Penyakit Kulit Pada Anak-anak dan Bayi

Kulit merupakan organ terluar dan merupakan lini perlindungan pertama pada anak, “Sehingga, jika terjadi sesuatu pada anak, kulitlah yang akan paling dulu terkena. Kulit merupakan barrier pertama si anak. Lebih dari 80 persen anak pernah alami masalah kulit.” Itulah mengapa, ketika tidak terawat dengan benar, akan timbul masalah pada kulit. Pada dasarnya, struktur kulit bayi atau anak hampir sama dengan kulit orang dewasa. Namun, fungsinya belum berkembang sempurna. Penting untuk orang yang mengasuh bayi agar memerhatikan benar kesehatan kulit si bayi.

Dalam presentasinya, dr Titi menyampaikan beberapa penyakit kulit yang paling banyak menghinggapi anak-anak dan bayi, di antaranya:


– Dermatitis Atopik
Penyakit kulit ini biasa juga disebut dengan eksim susu. Ini adalah penyakit kulit terbanyak yang ditemukan pada anak-anak. Hal ini ditengarai dicetuskan oleh faktor eksternal, seperti detergen, polusi, debu, dan keringat akibat aktivitas. Ia terlihat seperti radang kronik (kemerahan), berulang, terasa gatal, dan bisa terjadi karena hipersensitivitas.

 
BACA JUGA:  Mengenal Alergi Kulit

– Miliria
Dikenal juga dengan keringat buntet, penyakit ini juga sering sekali ditemukan pada anak-anak. Miliria biasanya terjadi pada daerah dahi, dada, dan punggung. Ia bisa dicegah dengan menjaga ventilasi udara dan memastikan udara di sekitar si anak cukup nyaman dan pakaian yang dikenakan juga menyerap keringat. Selalu memastikan kebersihan kulit si bayi dan tidak membiarkan keringatnya mengendap.

– Dermatitis popok
Disebut juga dengan ruam popok, dermatitis popok merupakan kondisi peradangan. Dijelaskan oleh dr Titi, belakangan, pasien yang datang akibat masalah ini makin banyak. Biasanya kesalahan terjadi pada orang yang mengasuh si bayi kurang tanggap terhadap keadaan popok si bayi. Seharusnya, ketika popok sudah mulai mau melebihi batas kapasitasnya, segera ganti, jangan biarkan urine terlalu banyak mengendap pada popok karena bisa kembali bersentuhan dengan kulit si bayi dan menyebabkan iritasi pada kulit. Jumlah urine yang dihasilkan oleh bayi berbeda-beda sehingga perlu kejelian dan kewaspadaan dari orang yang mengasuh si bayi. Hal ini paling sering terjadi pada waktu malam karena bayi paling jarang diganti popoknya pada malam hari.

BACA JUGA:  Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak

– Dermatitis seboroik
Sering pula dikenal dengan “sarap”, dermatitis seboroik adalah kondisi ketika kulit bayi bersisik, berkerak, kemerahan, berminyak, terutama di daerah kepala, muka, telinga, dada, dan lipatan. Ini biasanya terjadi karena hormon ibu yang menempel pada bayi saat di kandungan. Lama-kelamaan, kulit yang mengelupas ini akan hilang, lebih kurang selama 6 bulan.

“Kulit bayi dan anak relatif rentan terhadap berbagai kelainan kulit dibandingkan orang dewasa. Amat penting untuk orang yang mengasuh anak agar menjaga kesehatan kulit anak dengan selalu menjaga kebersihan kulitnya. Sebaiknya, selalu cegah masalah kulit dengan perawatan yang benar: membersihkan dengan sabun dan air, selalu melembabkan dengan lotion atau krim, dan gunakan bedak untuk mengurangi gesekan pada lipatan kulit anak.