Terinfeksi penyakit tifoid, mungkin Indonesia merupakan negara yang memiliki angka yang paling tinggi. Menurut dokter spesialis anak, terinfeksi tifoid bisa menimbulkan komplikasi yang cukup serius. Sekalipun tidak mengalami komplikasi, anak akan jatuh sakit cukup lama, minimal 2 minggu. Olenya itu bagi Anda orang tua sebaiknya mengetahui kapan waktu yang tepat memberikan imunisasi tifus pada si kecil.
Jangan Lewatkan:
Rekomendasi imunisasi tifoid adalah suntikan pertama diberikan ketika anak berusia 2 tahun. Selanjutnya, diulang setiap 3 tahun. Harap dicatat, tidak ada satupun vaksin yang memberi proteksi 100%, termasuk vaksin tifoid.
Namun demikian, seandainya anak yang sudah diimunisasi tifoid ternyata suatu saat terkena infeksi tifoid, infeksinya tak akan seberat anak yang tidak diimunisasi. Di lain pihak, tidak sedikit anak yang ketika sakit di-‘label’ sebagai ‘gejala tifoid’, lalu diberi antibiotika yang kuat untuk beberapa hari.
Padahal, kita baru mencurigai terjadinya tifoid jika anak tampak sakit berat, kesadaran agak menurun, dan demam berlangsung lebih dari 5 hari. Namun, itupun harus dibuktikan dengan pemeriksaan darah, khususnya kultur/biakan empedu (gal culture), dan bukan pemeriksaan Widal.
Untuk negara endemis tifoid, pemeriksaan Widal tidak bisa dipakai untuk menegakkan diagnosis tifoid. Mengapa? Di daerah endemis, semua orang sudah pernah terpapar kuman Salmonella typhosa. Akibatnya? Di tubuhnya terdapat antibodi terhadap kuman ini.
Ketika dilakukan pemeriksaan Widal, antibodi dalam tubuh akan memberi reaksi positif. Tetapi, itu bukanlah berarti kita tengah terinfeksi kuman tifus. Imunisasi ini bisa melindungi anak terhadap kemungkinan misdiagnosis dan mistreatment.