Rifampisin dan Talidomida Untuk Lepra

https://www.ilmukesehatan.comRifampisin: Rifampin, Rifadin, Rimactane

Antibiotikum dari kelompok rifamisin ini (1965) berkhasiat leprosid berdasarkan penghambatan enzim kuman RNA-polymerase.


Kerjanya lebih cepat dan efektif dari pada dapson. Dalam waktu 3-4 minggu, bentuk LL yang ganas sudah menjadi tidak bersifat menular lagi.

 

Resistensi dapat timbul dalam waktu singkat, sehingga selalu digunakan bersama obat lain, terutama pada lepra dan tbc. Kemih berwarna merah muda.

BACA JUGA:  Gambaran Klinis Penyakit Kwashiorkor Pada Anak

Interaksi

Akibat induksi enzim, rifampisin dapat mengurangi efek estrogen (pil antihamil), fenitoin, siklosporin dan turunan kumarin, mungkin juga kortikosteroida, kinidin dan metadon. INH dan halotan meningkatkan risikonya akan toksisitas hati.

Dosis: umumnya 1 dd 600 mg a.c, atau menurut WHO 1 kali sebulan.

Talidomida: Softenon, Synovir

Senyawa ftalat ini (1957) dipasarkan sebagai obat tidur dan dilarang peredarannya pada permulaan tahun 60 an karena mengakibatkan cacat pada bayi (focomelia).

Dua puluh lima tahun kemudian ditemukan khasiat anti radang dan imunosupresifnya. Selain itu juga berdaya antiangiogenesis kuat.

BACA JUGA:  Mengetahui Jantung yang Bocor

Sejak 1997 secara resmi mulai digunakan lagi untuk meredakan reaksi lepra ENL pada multiple myeloma serta lupus erythematodes.

Efek sampingnya berupa sedasi dan rasa kantuk, pusing, exanthema, gangguan penglihatan dan rasa penat.

Dosis: ENL berat 50-400 mg sehari selama 3-24 bulan.