Sejak dahulu obat satu-satunya terhadap kusta adalah minyak kaulmogra, yang sering kali efektif untuk meredakan gejala tanpa menyembuhkan penyakit.
Jangan Lewatkan:
Penelitian akan obat-obat yang lebih baik dan bekerja kausal menemui banyak kesulitan, karena basil Lepra tidak dapat dikembang biakkan in vitro.
Baru pada tahun 1962 penelitian berhasil menularkan lepra pada binatang percobaan (telapak kaki tikus) dan kemudian pada binatang armadillo (1971). Ditahun 1975 ditemukan bahwa Mycobacterium Leprae dapat dibiakkan bila pada persemaian dibubuhi hyaluronic acid.
Depson diintroduksi pada tahun 1948 dan menimbulkan revolusi pada terapi lepra. Obat ini mampu menghentikan pertumbuhan basil lepra, yang kemudian, walaupun lama, dapat dimusnahkan oleh system tangkis tubuh sendiri.
Pasien dapat diobati secara ambulan, artinya tidak usah dirawat di rumah sakit, secara, murah dan efektif di rumahnya sendiri. Dengan sendirinya tindakan biasa untuk mencegah penularan pada keluarganya harus tetap di taati.
Kemudian ditemukan obat-obat lepra lain dengan kerja bakterisid, antara lain rifampisin (1965) dan klofazimin (1967). Meskipun harga obat ini jauh lebih mahal dari pada dapson, namun penyembuhan berlangsung lebih cepat dan efektif.
Dapson dan rifampisin dapat dengan cepat menimbulkan resistensi. Guna mengurangi resiko resistensi obat-obat tersebut kini tidak dipergunakan lagi sebagai monoterapi, melainkan dalam kombinasi dari 3 obat (multidrug therapy).