2 Tipe Reaksi Lepra

https://www.ilmukesehatan.comReaksi-reaksi Lepra.

Kusta bercirikan suatu penyakit kronis dengan periode berkurangnya gejala (remisi), yang diselingi rentang waktu dimana penyakit menjadi aktif lagi.


Reaksi Lepra adalah reaksi imunologi serius terhadap Mycobacterium leprae yang terjadi selama pengobatan, jadi bukan disebabkan oleh obat lepra.

 

Dapat dibedakan dua tipe reaksi lepra, yaitu:

1. Tipe I (reaksi kebalikan = “reversal”) menimbulkan exacerbasi mendadak dari luka-luka kulit dan saraf yang meradang dan membengkak, terutama terjadi pada bentuk borderline dari LT dan LL. Penyebabnya adalah suatu reaksi imun seluler (oleh limfo-T) terhadap antigen basil lepra.

2. Tipe II (erythema nodosum leprosum, ENL) terjadi hanya pada LL sebagai reaksi imun humoral (dari antibody) terhadap antigen basil lepra.

BACA JUGA:  Bagian Tubuh yang Menunjukan Adanya Kanker Pada Anak

Kompleks imun diendapkan pada endotel pembuluh dan saraf kulit, yang berakibat bertambahnya permeabilitas dinding pembuluh dan berkurangnya oksigen di jaringan. Gejalanya berupa demam tinggi, nodule dengan ruam merah dan radang saraf.

Bila terjadi reaksi lepra tersebut, terapi tidak boleh dihentikan. Keluhan ringan (tipe I) dapat diatasi dengan analgetika dan obat antiradang, yang lebih serius (tipe II) dengan imunosupresiva seperti prednisone dan talidomida.

BACA JUGA:  Penatalaksanaan Disseminated Gonococcal Infection (DGI)

Talidomida bekerja antara lain sedative, anti radang dan imunosupresif (anti TNF) dengan jalan mencegah produksi berlebihan dari sitokin TNF-alfa (Tumor Necrosis Factor), yang memegang peranan pada reaksi Lepra.

Talidomida, yang setelah tragedy Softenon di tahun 1960 an dilarang peredarannya di seluruh dunia, sejak akhir 1997 diperbolehkan lagi penjualannya oleh FDA (USA) untuk indikasi ENL ini.

Tetapi penggunaannya yang agak sembarangan di Amerika Selatan menyebabkan kembali terlahirnya bayi-bayi dengan kaki tangan cacat.