Kista dan miom seringkali dianggap sama. Padahal, dua tumor jinak yang bersarang di organ reproduksi wanita ini berbeda 180 derajat.
Jangan Lewatkan:
Walaupun pada prinsipnya sama-sama menyerang organ reproduksi perempuan, namun kista dan miom memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
Menurut Dr. Imran Padoe Pramayadi, SpOG dari RSIA Evasari , memang banyak yang masih bingung membedakan kedua jenis penyakit yang tergolong dalam tumor jinak ini. Padahal, begitu banyak prinsip-prinsip yang berlainan, termasuk dari posisi, bentuk, hingga keluhan.
Kista miom atau juga disebut miom uteri merupakan jenis tumor jinak yang berada di jaringan otot rahim (miometrium). Miom uteri umumnya menyerang bagian organ rahim. Miom uteri banyak terjadi saat masa reproduksi dan pembesaran miom berkaitan dengan hormon estrogen.
Salah satu contoh resiko yang mungkin terjadi, apabila seorang wanita yang sedang dalam masa kehamilannya menderita atau memiliki mioma dapat mengakibatkan keguguran. Sedangkan jika seorang wanita dalam masa kehamilannya memiliki atau menderita kista ovarium yang cukup besar dapat mengalami kista yang merupakan kondisi akut dan menghalangi bayi untuk lahir secara normal.
Mioma yang terjadi pada rahim pada wanita yang sedang dalam masa kehamilan dapat menyebabkan kelainan letak janin (posisi janin melintang). Namun mioma yang terjadi pada wanita yang tidak hamil, mioma dapat mengakibatkan kelainan pada siklus menstruasi yang membuat menstruasi tidak teratur dan bertambah banyak. Namun hal tersebut dapat terjadi dilihat dari ukuran dan dan letak mioma.
Jumlah penderita belum diketahui secara akurat karena banyak yang tidak merasakan keluhan sehingga tidak segera memeriksakannya ke dokter, namun diperkirakan sekitar 20-30% terjadi pada wanita berusia di atas 35 tahun.
Penyebab Penyakit Miom
Faktor keturunan bisa menjadi penyebab penyakit miom (atau yang sering disebut sebagai mioma uteri). Penyebab lainnya yang sering kita temui yaitu adanya ransangan hormon, obesitas, dan makanan yang tinggi kadar lemaknya. Obesitas bisa menyebabkan ketidakseimbangan ransangan hormon dan kekebalan tubuh sehingga memicu timbulnya penyakit miom dalam tubuh. Dalam keadaan hamil, adanya infeksi dan jamur juga dapat membuat penyakit miom timbul kembali meskipun sudah dilakukan operasi pengangkatan.
Jika terdapat miom rahim, Anda mungkin tidak mengetahuinya. Paling tidak setengah dari wanita penderita miom tidak mempunyai gejala-gejala. Bahkan, sebagian besar diketahui bahwa menderita penyakit miom pada saat pemeriksaan rutin panggul atau pada saat perawatan kehamilan.
Gejala Penyakit Miom
Gejala-gejala yang paling sering terjadi adalah :
- Nyeri di perut atau di pinggul.
- Perut terasa penuh
- Nyeri sanggama.
- Gejala anemia karena banyak kehilangan darah haid.
- Tekanan pada panggul.
- Infertilitas atau keguguran.
- Constipation (sembelit).
- Perdarahan yang banyak dan lama selama masa haid atau pun di luar masa haid.
- Rasa nyeri karena tekanan tumor dan terputarnya tangkal tumor, serta adanya infeksi di dalam rahim.
- Penekanan pada organ di sekitar tumor seperti kandung kemih, ureter, rektum atau organ rongga panggul lainnya, menimbulkan gangguan buang air besar dan buang air kecil, pelebaran pembuluh darah vena dalam panggul, gangguan ginjal karena pembengkakan tangkai tumor.
- Gangguan sulit hamil karena terjadi penekanan pada saluran indung telur.
- Pada bagian bawah perut dekat rahim terasa kenyal.
Peluang hamil. Berkurang jika, penyakit miom tumbuh di saluran leher rahim, kerena leher rahim menjadi kecil dan menghambat masuknya sperma ke rahim sehingga mempersulit pembuahan. Jadi penyakit miom harus dihilangkan dulu. Penyakit Miom juga akan membuat sulit hamil, jika tumbuh di dinding rahim karena menghambat “penanaman” atau implantasi sel telur yang telah dibuahi di sana.
Hamil dengan miom. Perlu berhati-hati. Pada trimester pertama ada ancaman keguguran sebab penyakit miom yang membesar akan mendorong embrio sehingga tidak bisa menempel dengan baik di dinding rahim. Bila kehamilan berlanjut, penyakit miom dapat mendesak janin sampai plasenta previa (plasenta tumbuh di bawah rahim) dan pendarahan persalinan.
Penyakit Miom akan memicu keluhan di sistem reproduksi, diantaranya :
- Perasaan abnormal.
- Ketidaknyamanan di panggul. Hal itu karena pembesaran uterus akibat penyakit mioma menyebabkan sensasi tekanan, frekuensi berkemih, inkontinensia, dan konstipasi (sembelit).
- Dismenore (nyeri perut).
- Infertilitas (sekitar 2- 3% kasus infertilitas dipicu normal).
- Jika sedang hamil, penyakit mioma berpotensi menyebabkan keguguran spontan.