Infeksi virus terutama terjadi melalui udara yang mengandung tetesan ludah, lendir atau ingus yang berasal dari seorang penderita yang bicara, batuk atau bersin, juga melalui sendok garpu atau gelas minum, ataupun melalui tangan, gagang pintu, dan sebagainya. Dengan demikian penularan penyakit dapat menyebar dengan mudah dan pesat sekali.
Jangan Lewatkan:
Daya tahan tubuh.
Tubuh yang sehat memiliki daya tahan alami yang cukup kuat untuk melindunginya terhadap bermacam-macam penyakit, juga terhadap serangan berbagai virus.
Akan tetapi bila system tangkis ini menurun, virus dapat menerobos dan menginvasi ke dalam sel-sel tubuh. Pertama- tama diserang mukosa dari hidung, tenggorok dan saluran nafas (bronki dan paru), yang bulu-bulu getarnya dirusak.
Keadaan ini timbul bila kondisi tubuh buruk, misalnya setelah menderita penyakit serius, akibat kerja fisik terlalu berat dan terlampau letih, banyak stress atau tidak cukup makanan bergizi.
Daya tahan juga menurun, bila suhu tubuh menurun dibawah 370 C, misalnya bila berjalan-jalan dengan baju basah setelah olah raga (masuk angin).
Virus yang memasuki sel tubuh menggunakan proteinnya untuk memperbanyak diri dengan pesat sehingga sel dimatikan. Dalam waktu 1 sampai 14 hari (periode laten) setelah terjadi infeksi, penderita mulai meperlihatkan gejala-gejala tersebut diatas.
Lekosit
Tubuh melawan serangan virus dengan beberapa cara, yang terpenting adalah memobilisasi lekosit (sel-sel darah putih) tertentu disekitar tempat infeksi.
Limfosit-limfosit ini dapat membasmi virus penyerbu dengan jalan melahapnya (fagositosis). Namun, bila kondisi tubuh kurang baik atau suhu tubuh terlampau rendah, maka jumlah dan kegiatannya tidak mamadai dan virus tidak dapat ditangkis secukupnya.
Zat anti (antibodies)
Selain itu terdapat lekosit–lekosit lain, yang dapat membuat zat anti yaitu zat-zat penangkis khusus terhadap virus penyerbu, yang berkhasiat mengikat dan menghentikan aktifitasnya. Tetapi produksi zat anti memakan waktu yang agak lama, ± 2 minggu.