Sebelum sampai pada rhinofaringitis sebaiknya kita bahas terlebih dahulu rhinitis dan faringitis karena antara satu dengan yang lain saling berhubungan. Apa yang dimaksud dengan rhinitis? Secara definisi hal ini merupakan kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, keluarnya cairan dari hidung, rasa gatal dan tersumbat.
Jangan Lewatkan:
Sedangkan faringitis adalah iritasi atau infeksi pada saluran faring atau tonsil (amandel) yang umumnya disebabkan oleh virus (sekitar 40-60%), diikuti oleh bakteri streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridans, streptococcus pyogenes (sekitar 15%), dan jamur.
Hidung dan faring sama-sama merupakan bagian dari saluran napas, sehingga infeksi kuman di hidung dapat menjalar ke faring, begitupun sebaliknya. Suatu keadaan di mana terdapat baik gejala rhinitis maupun faringitis disebut rhinofaringitis.
Terdapat beberapa keadaan yang dapat menyebabkan keluhan rhinofaringitis sehingga tidak kunjung sembuh. Yang pertama adalah terkait dengan faktor non-infeksi, yakni pola makan (makanan panas dan berminyak, makanan pedas), kekeringan (kurang minum, demam), daya tahan tubuh menurun (istirahat kurang), termasuk kecenderungan alergi pada orang-orang tertentu (alergi dingin, debu). Dan penyebab kedua adalah adanya kemungkinan sinusitis, yaitu peradangan pada selaput permukaan rongga wajah di sekitar hidung.
Apabila disertai warna lendir yang kuning atau kehijauan, maka harus diberikan terapi antibiotik selama 7-14 hari, disertai beberapa obat lain sesuai gejala (penurunan panas, antidekongestan untuk hidung tersumbat).
Dalam mendapatkan hasil yang lebih baik sebaiknya langsung berkonsultasi pada dokter spesialis THT untuk memastikannya karena terapi yang optimal baru dapat dilakukan setelah diketahui penyebabnya. Apabila saat ini Anda sedang menagalami rhinofaringitis, sebaiknya menghindari faktor-faktor pencetus di atas, termasuk mengevaluasi kemungkinan alergi pada Anda.